Menteri Luhut: Kita Belum Nyaman Bahas Revisi UU KPK  

Reporter

Selasa, 13 Oktober 2015 18:43 WIB

Presiden RI, Joko Widodo menjadi inspektur Upacara mengecek kesiapan pasukan dalam upacara peringatan HUT TNI ke 70 di Ciegon, Banten, 5 Oktober 2015. Peringatan HUT TNI ke-70 mengambil tema bersama Rakyat TNI kuat, Profesional, Hebat, siap mewujudkan Indonesia yang berdaulat mandiri dan berkeperibadian. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan mengatakan pemerintah saat ini belum nyaman membahas revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, pemerintah saat ini fokus menangani perbaikan ekonomi.

"Kita juga menghitung lebih nyaman dulu kita konsentrasi pada perbaikan ekonomi kita," kata Luhut seusai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan pimpinan DPR di kompleks Istana, Selasa, 13 Oktober 2015. Luhut mengatakan pemerintah lebih memilih membahas soal revisi UU KPK saat kondisi ekonomi mengalami perbaikan.

Sore tadi, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan pimpinan DPR untuk membahas revisi UU KPK. Dalam pertemuan itu, DPR dan pemerintah sepakat untuk menunda pembahasan revisi UU KPK dalam masa sidang selanjutnya. Luhut mengatakan dalam pertemuan itu Presiden menegaskan agar KPK tetap kuat. "Tapi Presiden tetap ingin KPK kuat," katanya.

Dalam pertemuan itu, DPR juga sempat menyampaikan empat poin usulan revisi KPK yaitu mengenai adanya pengawas KPK, penerbitan SP3, penyidik independen, dan penyadapan. Menurut Luhut, Presiden belum memberikan komentar mengenai usulan DPR tersebut. "Presiden mendengarkan dan belum berkomentar. Saya pikir tiga hal itu bersifat umum," katanya.

Rapat konsultasi dilakukan secara tertutup, Presiden didampingi Menko Polkam Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki. Pimpinan DPR yang hadir Setya Novanto, Fadli Zon, Agus Hermanto, dan Fahri Hamzah. Pertemuan berlangsung selama satu jam, dimulai sekitar pukul 16.00. Presiden tidak ikut memberikan konferensi pers.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

3 jam lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

5 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

5 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

6 jam lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

6 jam lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

7 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

8 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

8 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

9 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya