Ini Alasan Pemerintah Terima Bantuan Atasi Asap  

Jumat, 9 Oktober 2015 17:55 WIB

Pengendara sepeda motor melintasi jalan yang dipenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, 14 September 2015. Akibat kabut asap jarak pandang di Pekanbaru tidak lebih dari 100 meter pada pagi hari. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkap alasan pemerintah mau menerima bantuan dari beberapa negara tetangga, termasuk Malaysia dan Singapura, untuk mengatasi masalah asap akibat kebakaran lahan.

Menurut Jusuf Kalla, keputusan itu diambil agar negara-negara tersebut tahu bagaimana sulitnya mengatasi masalah itu.

“Agar Singapura dan Malaysia tahu bagaimana sulitnya memadamkan api di sini,” kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2015. Menurut dia, protes yang dilayangkan ‎kedua negara karena mereka tak paham kondisi di lapangan. "Sejak awal, Presiden Joko Widodo juga sudah menyetujui tawaran itu." (Lihat video Inilah Penyebab Kabut Asap belum Berakhir, Untung Rugi Kabut Asap jadi bencana Nasional, Ini Usaha Pemerintah Menangani Kabut Asap)

Pemerintah akhirnya menerima tawaran bantuan Singapura dan Malaysia untuk mengatasi masalah kebakaran lahan. Selain dua negara itu, Rusia, Cina, dan Australia diminta membantu melakukan pemadaman. Bantuan yang diberikan negara lain berupa pesawat-pesawat yang bisa membawa air untuk water bombing dengan kapasitas di atas 10 ton air.

Malaysia dan Singapura sebelumnya juga telah menawarkan bantuan kepada Indonesia, tapi ditolak. Selain menawarkan bantuan, mereka sempat mengeluhkan penanganan asap yang dilakukan pemerintah Indonesia. Keluhan tak hanya datang dari luar, warga Riau juga menggugat pemerintah yang dianggap lamban dalam menyelesaikan bencana asap.

Kalla menolak anggapan pemerintah lamban dalam mengatasi masalah ini. Dia mengklaim, pemerintah sudah melakukan banyak hal. Namun dia mengakui bahwa pemadaman tak berjalan lancar karena bertepatan dengan musim kemarau panjang atau El Nino. "Hitung saja berapa pesawat yang dikerahkan, tentaranya, dananya juga."

FAIZ NASHRILLAH‎

Video Terkait:





Advertising
Advertising

Berita terkait

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

7 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

11 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

12 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

14 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

15 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Beda Sikap PDIP dan Relawan Jokowi Soal Wacana Pertemuan dengan Megawati

21 hari lalu

Beda Sikap PDIP dan Relawan Jokowi Soal Wacana Pertemuan dengan Megawati

Relawan Jokowi menilai silaturahmi dengan Megawati penting dan strategis dalam kerangka kebangsaan dan kenegaraan.

Baca Selengkapnya

Respons PDIP hingga Istana Soal Wacana Pertemuan Jokowi dan Megawati

24 hari lalu

Respons PDIP hingga Istana Soal Wacana Pertemuan Jokowi dan Megawati

Istana Kepresidenan menyatakan Presiden Jokowi sangat terbuka untuk bersilaturahmi dengan siapa saja, apalagi dengan tokoh-tokoh bangsa.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

26 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

26 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Istana Minta Maaf, Ini Kronologi Open House Jokowi Ricuh

26 hari lalu

Istana Minta Maaf, Ini Kronologi Open House Jokowi Ricuh

Istana meminta maaf karena tak bisa mengakomodasi semua warga yang mengikuti acara open house Jokowi.

Baca Selengkapnya