Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, 28 September 2015. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Netizen kembali membuat gerakan di dunia maya. Kali ini, gerakan tersebut berbentuk pengumpulan dana bagi anak Salim alias Kancil, petani Lumajang yang tewas dibunuh akibat menentang penambangan pasir besi di wilayahnya. Salim wafat dan meninggalkan satu anak yang masih bersekolah di sekolah menengah pertama.
Selain Salim, pengumpulan dana juga untuk anak Tosan, yang juga merupakan korban penganiayaan orang yang diduga pro-penambangan pasir besi. Tosan, yang selamat tapi mengalami luka parah akibat peristiwa itu, diketahui memiliki tiga anak, dua di antaranya masing-masing duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah atas.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mencoba mengumpulkan dana lewat situs Kitabisa.com, agar anak Salim Kancil dan Tosan bisa terus melanjutkan pendidikannya sampai jenjang yang lebih tinggi.
Sampai pada Kamis pagi, 8 Oktober 2015, dana sudah terkumpul sebanyak Rp 26 juta dari target yang dicanangkan sebesar Rp 20 juta. Adapun tenggat waktu terakhir dari pengumpulan dana ini adalah empat hari lagi. Bagi netizen yang ingin membantu, bisa mengunjungi https://kitabisa.com/tragedilumajang.
Salim dan Tosan merupakan petani yang tak memiliki tanah dan memanfaatkan lahan pasir pantai sebagai lahan bertani. Mereka dianiaya orang-orang yang diduga pro-penambangan pasir besi di wilayahnya yang membuat sawah-sawah mereka tergenang air asin.