Begini Asal-Usul Julukan 'Kancil' Salim dari Lumajang  

Reporter

Senin, 5 Oktober 2015 15:31 WIB

Pendopo balai Desa Selok Awar-awar Lumajang yang menjadi tempat penganiayaan Salim Kancil. TEMPO/Ika Ningtyas

TEMPO.CO, Lumajang - Seorang aktivis penolak tambang asal Desa Selok Awar-Awar, Pasirian, Kabupaten Lumajang bernama Salim tewas pada Sabtu (26/9) kemarin. Salim yang akrab dipanggil Kancil ini tewas dikeroyok 30-an orang. Awalnya, dia dipukuli di halaman rumahnya sebelum kemudian diseret ke Balai Desa Selok Awar-Awar. Dari balai desa, pelaku membawa Salim ke jalan menuju makam desa.

Abdul Hamid, sahabat Salim menuturkan, julukan kancil sudah melekat sejak Salim masih kecil. "Dia dikenal pelari paling cepat di kampung," kata Abdul, seperti dikutip dari Majalah Tempo, Senin, 5 Oktober 2015. "Dia anaknya lincah dan gesit."

Abdul mengenang perawakan Salim yang kecil juga menjadikan julukan Kancil semakin pas melekat. Bahkan, dalam setiap unjuk rasa Salim selalu paling berani dan ada di depan. "Dari kecil sudah berani dan bandel, makanya dipanggil kancil," katanya.

Salim dan kawan-kawannya sudah beberapa bulan terakhir ini menentang keberadaan tambang pasir yang dikuasai oleh Kepala Desa Selok Awar-Awar, Hariyono sejak awal tahun lalu. Dalam sehari ratusan truk wara-wiri di desa itu mengangkut pasir dari Pantai Watu Pecak.

Alhasil, sawah warga rusak termasuk milik Salim. "Tambang menyebabkan abrasi sehingga air laut masuk ke sawah," kata Abdul. Makanya, Salim beberapa kali menggalang dukungan warga menolak keberadaan tambang. Terakhir mereka bahkan memblokir jalan masuk truk.

Hariyono ditengarai mendapat untung ratusan sampai miliaran dari bisnis gelap ini. Bayangkan saja, ia memungut Rp 275 ribu per truk pasir yang akan menambang dari pantai. Uang tersebut masuk ke kantong pribadinya. Bahkan, dia memiliki centeng pribadi bernama tim 12.

Tim 12 ini pun mendapat keuntungan Rp 50 ribu per truk yang masuk ke kawasan tambang. Bahkan tim 12 ini lah eksekutor Salim.

TIM MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

13 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

2 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

5 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

8 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

9 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

13 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

16 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

26 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

27 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya