1.563 Titik Panas Bermunculan, Kabut Asap Kian Meluas  

Reporter

Editor

Anton Septian

Senin, 5 Oktober 2015 07:03 WIB

Konferensi pers di kantor BNPB Jakarta Timur tentang kebakaran hutan dan lahan. TEMPO/Rezki Alvionitasari

TEMPO.CO, Pekanbaru - Bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan belum dapat diatasi tuntas. Pantauan Satelit Terra Aqua dari NASA pada Minggu 4 Oktober 2015 tercatat 1.820 titik panas tersebar di dua pulau itu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan ada 1.563 titik panas terpantau di Sumatera. Sumatera Selatan masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak, yakni 1.340 titik.

"Lebih dari satu bulan titik panas di Sumatera Selatan belum dapat dipadamkan," kata Sutopo, Minggu, 4 Oktober 2015.

Titik panas juga massif muncul di Jambi mencapai 131 titik, Bangka Belitung 22 titik, Lampung 57 titik, Kepulauan Riau satu titik dan Riau sembilan titik.

Menurut Sutopo, konsentrasi titik panas di Sumatera Selatan terdapat di perkebunan dan hutan tanaman industri di Ogan Komering Ilir (OKI). Pantauan satelit dari NASA terlihat dengan jelas asap tebal diproduksi dari Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin yang terbawa angin ke arah Barat Laut-Utara sehingga menambah kepekatan asap di Jambi dan Riau. "Bahkan asap ini menyebar ke wilayah Malaysia," jelasnya.

Di Kalimantan lanjut Sutopo, asap masih mengepung Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, yakni Kalimantan Barat 51 titik, Kalimantan Tengah 108 titik, Kalimantan Selatan 71 titik dan Kalimantan Timur 27 titik.

Asap sisa kebakaran hutan dan lahan pun kian meluas memperburuk kualitas udara di beberapa wilayah. Penerbangan di bandara pun terganggu. Jarak pandang di Pekanbaru menurun hingga 500 meter, Jambi 500 meter, Palembang 700 meter, Ketapang 800 meter, Sintang 400 meter, Pontianak 1.000 meter, dan Palangkaraya 100 meter.

Indeks Standar Pencemaran Udara juga menunjukkan level Tidak Sehat hingga Berbahaya. Udara di Pekanbaru 380 ugr/m3 (berbahaya), Jambi 504 (berbahaya), Palembang 391 (berbahaya), Palangkaraya 983 (berbahaya), Medan 166 (tidak sehat) dan Pontianak 275 (sangat tidak sehat).

Untuk mengatasi hal ini Sutopo menambahkan, BNPB telah mengerahkan 7 helikopter dan pesawat water bombing, serta 1 pesawat Casa hujan buatan di Sumsel.

Kemudian 1.594 personel TNI-Polri dari Jakarta dikirim ke Sumsel untuk memperkuat satgas darat sehingga total 3.694 personel gabungan memadamkan api di darat.

"Langkanya awan potensial di Sumsel menyebabkan hujan buatan belum optimal. Beberapa helikopter water bombing akan dipindahkan homebase-nya ke OKI dan Muba untuk memudahkan pemadaman," ucapnya.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya