Proposal Dana Bencana Rp 30 Triliun per Tahun, Realisasinya?  

Reporter

Sabtu, 3 Oktober 2015 18:11 WIB

Warga menggunakan perahu di Sungai Kahayan yang masih diselimuti asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 2 Oktober 2015. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi negara akan mengalami kerugian lebih dari Rp20 triliun akibat kebakaran hutan. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Penanggulangan Bencana Dewan Perwakilan Rakyat Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan anggaran Rp 750 miliar yang diminta oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih belum memadai. Saleh menilai jumlah anggaran bencana ini tidak sepadan mengingat dana ini akan dipergunakan untuk semua jenis bencana di Indonesia.

"Dalam suatu RDP (rapat dengar pendapat), Kepala BNPB waktu itu menjelaskan bahwa proposal permintaan dari seluruh Indonesia bisa mencapai Rp 30 triliun setahun. Tentu ini tidak bisa dipenuhi. Tidak heran banyak daerah yang tidak terjangkau DSP (dana siap pakai)," kata Saleh, dalam keterangan tertulisnya pada Tempo, Sabtu, 3 Oktober 2015.

Sumber anggaran Rp 750 miliar berasal dari DSP atau dana tanggap darurat. Dana ini sudah dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 sebesar Rp 4 triliun. DSP disimpan sebagai cadangan anggaran oleh Kementerian Keuangan dan hanya dapat dipakai dalam keadaan darurat. "Dana cadangan ini berbeda dengan anggaran lain. Kalau yang lain, anggaran biasanya langsung ditransfer ke rekening kementerian terkait. Kalau DSP anggaran tetap ada di rekening Kementerian Keuangan," ujar Saleh.

Menurut Saleh, karena anggaran ini sudah dianggarkan dan dibicarakan, BNPB dapat langsung mengajukannya ke Kementerian Keuangan. Nantinya, BNPB akan langsung bertanggung jawab pada Badan Pengawas Keuangan terhadap penggunaan anggaran ini. Namun demikian, ia mengatakan DPR akan tetap mengawasi anggaran tersebut. Jika dalam prakteknya ada yang tidak sesuai, maka DPR berhak memanggil pejabat yang bertanggung jawab.

Saleh sendiri menilai dengan luasnya tanggung jawab BNPB, penanggulangan bencana akan terhambat karena dana hanya berasal dari DSP. Hal ini mengakibatkan banyak daerah yang belum terjangkau. Akhirnya banyak daerah yang terpaksa menggunakan APBD yang ada.

Seluruh provinsi dan kabupaten/kota juga berhak mengajukan tanggap darurat bencana ke BNPB. Dengan besaran yang dapat mencapai Rp 30 triliun ditambah dengan bencana lain dan kasus kebakaran hutan yang tak kunjung usai, anggaran ini, menurut Saleh, dinilai masih belum mencukupi.

Dana penanganan kebakaran hutan sebesar Rp 385 miliar yang dimiliki BNPB sudah habis. Padahal kasus kebakaran hutan dan lahan masih belum usai. BNPB telah mengajukan tambahan dana sebesar Rp 750 miliar kepada Kementerian Keuangan. Namun, menurut Kepala Pusat Data Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dana ini akan cukup jika tidak ada bencana lain selain kebakaran hutan.

Sepanjang Januari-September, dana yang telah digelontorkan BNPB senilai Rp 550 miliar. Dana ini dipakai untuk mengatasi berbagai bencana dan sebagian besar habis untuk kebakaran hutan. Dana banyak dihabiskan untuk biaya sewa pesawat dan helikopter dalam operasi water bombing di beberapa titik kebakaran. Usaha pemadaman ini menjadi tidak maksimal karena kurangnya upaya pencegahan.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

1 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

6 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

6 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

6 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

6 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

7 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya