Tim Medis Belanda Dicurigai Mata-mata, Operasi 300 Pasien Batal
Reporter
Editor
Senin, 4 Agustus 2003 08:54 WIB
TEMPO Interaktif, Ambon:Tim Medis dari Negeri Belanda batal melakukan tugas kemanusiaan di Maluku karena diberitakan sebagai mata-mata asing. Akibatnya, 300 pasien penderita katarak dan tulang terpaksa batal dioperasi. "Mereka terpaksa minta dievakuasi ke negeri asalnya karena merasa terancam. Ini akibat pemberitaan yang berlebihan terhadap kehadiran mereka. Padahal, tugas tim medis itu adalah untuk melakukan tindakan kemanusiaan terhadap ratusan pasien penderita katarak di Ambon," kata Kepala Kesehatan Kodam (Kakesdam) XVI Pattimura Letkol I.G.D. Kotta di Ambon, Senin (8/4). Kakesdam menyesalkan media cetak lokal yang memberitakan kehadiran tim medis tersebut sebagai mata-mata asing. Akibatnya, tim medis merasa terancam keselamatannya. Apalagi, kondisi kemanan di Ambon saat ini kurang aman setelah terjadinya ledakan bom dan pembakaran kantor Gubernur. Tim medis dari negeri Belanda tersebut adalah dr. P.H.J. Khlop sebagai dokter ahli mata, dan dr. C. Stours sebagai ahli tulang. Kakesdam, yang menerima pengaduan itu, segera melaporkannya ke Kasdam XVI Pattimura Kol. (Inf.) Syarifuddin Summa. Akhirnya diputuskan untuk mengevakuasi tim medis tersebut. Minggu (7/4), dua dokter bersama tiga orang suster dievakuasi ke luar Maluku dengan menggunakan pesawat milik TNI AD. Direktur Rumah Sakit Umum Dokter Haulussy (RSUD) Ambon, dr. J. Manuputty, secara terpisah membenarkan keberangkatan tim medis tersebut. Manuputty menyebutkan, sebenarnya sudah ada jadwal untuk melakukan operasi katarak dan tulang pada pasien yang tersebar di empat rumah sakit di Ambon, yaitu RS Fatah, RS TNI AL Hallong, dan RS Tentara (RST) Kelas III Ambon. Semuanya batal karena tim medis dievakuasi ke luar Maluku. (Friets Kierley-Tempo News Room)
Berita terkait
Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia
1 menit lalu
Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia
Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia
Seleksi UTBK SNBT 2024 gelombang 1 sudah dimulai sejak Selasa, 30 April kemarin. Sederet kejadian turut meramaikan momen seleksi ujian tulis secara nasional itu.