Jadi Warisan Dunia, Subak Tetap Terancam

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 25 September 2015 16:46 WIB

Wikipedia.org

TEMPO.CO, Denpasar - Meski telah dinyatakan sebagai Warisan Budaya Dunia, keberadaan sistem pertanian subak tetap dalam ancaman. Khususnya terkait dengan alih fungsi lahan.

Hal itu diungkapkan ketua tim peneliti dari Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana, Prof Wayan Windia, saat bertemu dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Jumat, 25 September 2015.

"Saat ini sudah ada 23 area subak yang diakui. Dua puluh subak ada di Kawasan Jati Luwih, Tabanan, dan 3 subak di hulu Tukad Pakerisan, Gianyar," ujarnya. Berdasarkan hasil pemantauan, timnya menginvetarisasi sejumlah persoalan yang mengusik keberadaan lembaga pengairan tradisional berbasis budaya tersebut.

Persoalan yang sedang hangat adalah rencana pembangunan lahan parkir yang memanfaatkan lahan sawah produktif di kawasan Jati Luwih. Padahal, kata Windia, hal itu bertentangan dengan Operational Guidelines UNESCO, yang mengamanatkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus mendapat nota catatan dari lembaga dunia tersebut. "Perkembangan terakhir, tercapai kesepakatan untuk men-status quo-kan rencana pembangunan itu," ujarnya.

Masalah itu terkait pula dengan kesejahteraan para petani yang memegang peran paling penting dalam menjaga keberlangsungan subak. Sebab, tanggung jawab yang harus diemban para petani sangat berat. Selain masalah kesejahteraan, mereka masih harus menanggung beban pajak dan kendala operasional, seperti keterbatasan air.

Windia berharap pemerintah memberi perhatian lebih serius bagi upaya peningkatan kesejahteraan para petani melalui kegiatan pendampingan agar ada kegiatan ekonomis tapi tak merusak tatanan keberadaan subak. Selain itu, Windia menyarankan agar bantuan pada subak tak diberi sama rata. "Karena tiap subak memiliki jumlah anggota berbeda," ucapnya.

Dalam upaya pelestarian subak, Windia juga mendukung keberlanjutan program lomba. Hanya, dia berharap, dalam pelaksanaannya, tak ditonjolkan kegiatan seremonial yang memberatkan petani.

Gubernur Pastika menyatakan pihaknya berkomitmen membantu pelestarian subak. Tak ada gunanya jika label yang diberikan hanya menjadi sebuah kebanggaan, tapi tak mendatangkan manfaat bagi masyarakat Bali. Karena itu, dia juga berharap kesejahteraan petani menjadi perhatian UNESCO.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

31 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

47 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

51 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya