Akibat Bakar Sampah, 10 Hektare Lahan di Bengkulu Ludes  

Reporter

Jumat, 25 September 2015 10:54 WIB

Prajurit TNI AD berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, 13 September 2015. Petugas kewalahan memadamkan kebakaran dikarenakan jauhnya sumber air dan kencangnya tiupan angin di lokasi kebakaran. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Bengkulu - Kebakaran lahan warga di Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, telah menghanguskan 10 hektar lahan dan hingga kini kebakaran masih terus berlanjut.

"Kebakaran awalnya kecil diperkirakan hanya membakar sampah. Tapi karena kondisi kering akibat kemarau akhirnya meluas, khusus di Desa Srikaton saja telah mencapai kurang lebih 10 hektare," kata Sarjoni Kepala Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa, saat dihubungi, Jumat 25 September 2015.

Ia mengatakan kebakaran telah berlangsung sekitar enam hari. Hembusan angin kencang mengakibatkan kebakaran semakin meluas dan sulit untuk ditangani.

Meski menurut Sarjoni, kobaran api telah berangsur padam, dan hanya menyisakan kepulan asap. Namun mengingat lahan tersebut merupakan lahan gambut dikhawatirkan kebakaran dapat terus berlanjut.

"Lahan ini merupakan lahan gambut, dengan kedalaman gambut sekitar setengah meter, dikhawatirkan api masih menyala di lahan gambut," ungkapnya.

Mengantisipasi hal itu, kata Sarjoni pihaknya tetap menyiagakan satu unit mobil pemadam kebakaran di area kebakaran.

"Hingga saat ini mobil pemadan kebakaran tetap kita siagakan, sambil warga sendiri tetap berusaha memadamkan api," tuturnya.

Sementara itu hingga saat ini belum diketahui siapa dalang dari kebakaran tersebut, pemerintahan setempat juga belum memiliki data terkait kerugian akibat kebakaran tersebut.

"Hingga kini kita masih terus mencari dalang pembakaran yang diduga sembunyi, karena khawatir dituntut ganti rugi oleh warga yang menanggung kerugian atas kejadian ini," katanya kemudian.

Berdasarkan pantaunnya saat lokasi ditutupi asap tebal dengan jarak pandang tidak lebih dari 500 meter. Sebagian besar warga masih sibuk menyiram sisa-sisa api.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

49 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya