Narapidana Ini Ikut Arisan, Hasilnya buat Kurban Idul Adha
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Kamis, 24 September 2015 18:31 WIB
TEMPO.CO, Pekanbaru - Suasana meriah menyambut Idul Adha 1436 Hijriah di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A, Pekanbaru. Lantunan takbir menggema di tengah lapangan saat ratusan warga binaan melaksanakan salat Id. Mantan Gubernur Riau Rusli Zainal bertindak sebagai imam, suara merdu lantunan ayat suci Al-quraannya menambah khidmat suasana. Seusai salat, para narapidana kompak memotong sapi kurban.
"Ada lima ekor sapi kami kurbankan tahun ini," kata Kepala LP Kelas II A, Pekanbaru, Dadi Mulyadi, saat ditemui Tempo, Kamis, 24 September 2015.
Dadi menyebutkan, lima ekor sapi kurban merupakan sumbangan dari keluarga besar pegawai LP beserta narapidana yang menghuni LP itu. Satu di antaranya disumbangkan oleh Rusli Zainal yang saat ini mendekam di LP tersebut. Satu sapi lagi disumbangkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.
Dadi menjelaskan, sumbangan sapi kurban oleh narapidana sudah dipersiapkan jauh hari sebelum Lebaran Haji tiba melalui program pembinaan spiritual keagamaan. Meski mendekam di balik jeruji, warga binaan masih mampu ikut berkurban. "Caranya main arisan bulanan," ujarnya.
Baca:
Tabrakan KRL di Stasiun Juanda, Menteri Jonan: Ini Memalukan
Idul Adha, Presiden Putin Resmikan Masjid Agung Rusia
Dadi menceritakan, cara warga binaan mengikuti kurban awalnya melakukan arisan setiap bulannya bersama pegawai LP. Enam bulan sebelum hari raya tiba, baik pegawai maupun narapidana sudah menyicil Rp 200 ribu setiap bulan untuk pembelian sapi. "Dari arisan bulanan itu digunakan membeli sapi kurban saat Lebaran ini," katanya.
Selanjutnya, dari mana narapidana bisa bayar arisan Rp 200 ribu?
<!--more-->
Dadi berujar, daging sapi kurban nantinya bakal dibagi-bagikan untuk masyarakat sekitar LP di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sail, Pekanbaru. "Sebagian lagi untuk warga binaan yang berada di dalam lapas," ujarnya.
Salah seorang narapidana, Alfian, mengaku niat berkurban telah mereka rancang sejak enam bulan lalu. Banyak cara dilakukan agar niatnya terlaksana salah satunya dengan arisan bulanan, mereka juga memiliki koperasi tersendiri.
Di LP Pekanbaru, kata Alfian, narapidana dibekali pembinaan wirausaha. Narapidana dapat mengembangkan potensi dirinya melalui kerajinan dan keterampilan. Berbagai kegiatan mereka lakukan untuk memperoleh penghasilan seperti peternakan itik petelur yang menghasilkan 4.500 butir telur setiap bulannya. "Omzetnya dari telur itik Rp 20 juta per bulan," katanya.
Selain itu, narapidana juga menghasilkan kain songket dan sendal hotel yang ditampung oleh perhotelan di Pekanbaru. Belum lagi peternakan ikan dan perkebunan sayur yang juga menghasilkan pendapatan hingga Rp 20 juta setiap kali panen.
RIYAN NOFITRA
Simak juga:
Tabrakan KRL di Stasiun Juanda, PT KCJ Rugi Rp 20 Miliar
Kabut Asap, Pesawat Prabowo 4 Kali Putar di Atas Banjarmasin