Asap Selimuti Riau dan Jambi, Penumpang Beralih ke Padang
Editor
Erwin prima
Selasa, 22 September 2015 05:14 WIB
TEMPO.CO, Padang: Kabut asap masih menyelimuti Riau dan Jambi. Selain menyebabkan kualitas udara semakin buruk, asap pekat juga menyebabkan transportasi udara lumpuh. Pesawat tak bisa mendarat dan terbang di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan Bandara Sultan Thaha Jambi.
Akibatnya, warga memilih menggunakan trasportasi darat. "Ada peningkatan penumpang sejak kabut asap," ujar Rika, staf travel Nusa Mulya jurusan Pekanbaru-Padang, Senin, 21 September 2015.
Menurutnya, dalam sehari biasanya ada sekitar 10 armada yang berangkat ke Padang dan sebaliknya. Kini ada penambahan empat-lima armada setiap harinya. Penumpang tambahan kebanyakan menuju dan dari Bandara Internasional Minangkabau. "Apalagi sejak lumpuhnya Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru," ujarnya.
Travel lainnya, Libra Wisata Transportasion, juga mengalami peningkatan penumpang dari dan ke Padang. Menurut staf Libra Wisata, Rina, banyak penumpang yang diantar dan dijemput dari Bandara Minangkabau.
"Sejak bandara di Pekanbaru lumbuh, banyak yang pesan travel. Minta jemput ke Bandara Minangkabau untuk diantar ke Pekanbaru," ujarnya.
Doni, 33 tahun, sopir CV Dipo Travel, mengatakan hal yang sama. "Saat ini mobil kita sering penuh. Kabanyakan pemesan minta jemput dan diantar ke Bandara Minangkabau," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Barat Amran, mengatakan ada peningkatan penumpang dari dan ke Sumatera Barat. "Hampir 20 persen kenaikannya," ujarnya. Apalagi sejak ditutupnya Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru dan Bandara Sultan Thaha di Jambi.
Menurutnya, penumpang dari Riau dan Jambi itu, memilih memanfaatkan Bandara Minangkabau karena bertetangga dengan Sumatera Barat.
Kata Amran, biasanya tingkat isian pesawat hanya 68 persen. Sekarang bisa mencapai 90 persen. "Bahkan sekarang tiket pesawat dari dan ke Bandara Minangkabau sering penuh. Harus dipesan lima hari sebelum berangkat," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI