Pria Bali Paling Banyak Ikut Vasektomi, Lainnya?  

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 22 September 2015 04:44 WIB

Operasi vasektomi tanpa pisau atau Kontrasepsi Mantap Pria dengan melakukan operasi kecil menutup saluran benih kiri dan kanan pada pria, di dalam kendaraan operasi keliling Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB). TEMPO/ Arif Fadillah

TEMPO.CO, Banjarmasin: Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sanjoyo, mengatakan kepesertaan program KB untuk pria dewasa, vasektomi, melonjak saban tahunnya.

Menurut dia, peserta vasektomi secara nasional selalu naik 4-5 persen dari 30 juta pasangan usia subur. "Total dari pasangan usia subur, harapan kita memang 4 persen ikut vasektomi. Yang paling banyak pesertanya Bali, kemudian Yogyakarta dan Jawa Timur," ujarnya usai menghadiri Hari Keluarga Nasional ke-22 di Banjarmasin, Senin, 21 September 2015.

Ia mengatakan, antusiasme pria ikut vasektomi cukup efektif menekan angka kelahiran bayi di Indonesia. Sebab, peserta vasektomi tidak bisa lagi membuahi indung telur. Lewat vasektomi, kata dia, kaum pria turut berkontribusi dalam hal kesetaraan gender untuk menekan angka kelahiran.

"Tidak hanya wanita saja yang pakai alat kontrasepsi. Kami terus dekati tokoh-tokoh masyarakat," kata dia tanpa menyebutkan angka detail jumlah kepesertaan vasektomi secara nasional.

Adapun untuk setingkat Kalimantan Selatan, peserta vasektomi di tahun 2014 sebanyak 360 pria. Pada tahun ini, kata Sanjoyo, Kalimantan Selatan menargetkan kenaikan peserta vasektomi hingga 400 pria. Di Kalimantan Selatan, peserta vasektomi banyak tersebar di kabupaten Hulu Sungai Utara, Barito Kuala dan Kota Banjarmasin.

"Angka Kelahiran Total (TFR) 2,3 per anak. Jadi semasa hidupnya wanita usia 15-49 tahun ini punya 2,3 anak, rata-rata punya dua anak. Saya lihat baik, karena target nasional 2,1, hampir mendekati," ujar Sanjoyo.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan, Ngadimun, mengatakan pihaknya telah menginternalisasi pengetahuan KB sejak usia sekolah, namun tidak masuk kurikulum pendidikan. "Yang paling relevan untuk KB melalui pembelajaran IPS karena ada kependudukan," kata Ngadimun.

Selain itu, ia yakin cara ini jitu untuk mereduksi angka pernikahan dini. Ia berharap semakin banyak anak-anak sekolah yang kian paham soal pernikahan dan pentingnya keluarga kecil.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

49 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Jabodetabekjur, Jakarta yang Diperluas hingga Cianjur

49 hari lalu

5 Fakta Jabodetabekjur, Jakarta yang Diperluas hingga Cianjur

Jakarta dengan istilah Jabodetabekjur juga tidak lagi menjadi ibu kota. Nama itu baru akan digunakan ketika ibu kota sudah pindah.

Baca Selengkapnya

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

52 hari lalu

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

Direktur Cadangan Pangan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 12 provinsi masuk dalam program pengendalian stunting nasional.

Baca Selengkapnya

Tunjangan Kinerja ASN Naik di 3 Lembaga, Ini Besarannnya

28 Januari 2024

Tunjangan Kinerja ASN Naik di 3 Lembaga, Ini Besarannnya

Presiden Jokowi telah menaikkan tunjangan kinerja bagi ASN di tahun 2024

Baca Selengkapnya

BKKBN Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

16 Desember 2023

BKKBN Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) telah membuat Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terobosan Hasto Wardoyo Mengubah BKKBN

15 Desember 2023

Terobosan Hasto Wardoyo Mengubah BKKBN

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) telah banyak melakukan pembaruan di BKKBN.

Baca Selengkapnya

BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

8 Desember 2023

BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

BKKBN menyebut kondisi stunting di Jawa Tengah penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022. Namun, angka penurunannya diakui masih kecil.

Baca Selengkapnya

BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

25 Oktober 2023

BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

Kolaborasi Pekan Pelayanan KB Raih 1,6 Juta Akseptor, BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Komunikasi dengan Bodetabek Bahas Masalah Kependudukan

29 September 2023

Pemprov DKI Komunikasi dengan Bodetabek Bahas Masalah Kependudukan

Pemprov DKI telah berkomunikasi dengan pemerintah Bodetabek untuk membahas masalah kependudukan.

Baca Selengkapnya

Hingga Ganjar Lepas Jabatan Gubernur, Penanganan Stunting Masih Jadi PR Pemprov Jateng

8 September 2023

Hingga Ganjar Lepas Jabatan Gubernur, Penanganan Stunting Masih Jadi PR Pemprov Jateng

Hingga berakhirnya masa jabatan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah, penanganan stunting menjadi salah satu pekerjaan rumah pemprov

Baca Selengkapnya