Kisah Yasmudi Jadi Pemijat Sapi Selama 20 Tahun
Editor
Muhammad Iqbal
Senin, 21 September 2015 14:36 WIB
TEMPO.CO, Magelang - Seekor sapi jantan tampak meronta kesakitan sambil menggerak-gerakkan badannya, sapi itu sesekali melenguh. Di sampingnya tampak Yasmudi sedang memijat kaki kanan si sapi. Ia harus memijat sembari menahan kaki sapi yang mengalami cedera ringan itu.
Yasmudi adalah tukang pijat sapi asal Dusun Ngresap, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Lelaki 58 tahun itu mengatakan pernah ditendang dan diseruduk sapi saat tengah memijat. "Ini gara-gara ditendang," katanya kepada Tempo sembari menunjukkan sebuah cekungan di atas lutut kirinya.
Menjelang Idul Adha seperti sekarang, kesibukannya meningkat. Seperti Jumat pekan lalu, dia mendapat panggilan untuk mengurut seekor sapi di daerah Polengan, Srumbung, Magelang. Jika pada hari biasa Yasmudi hanya memijat satu sapi dalam sehari, kini tiga hingga empat sapi dalam sehari harus ia pijat. "Pemilik sapi biasanya minta sapinya dipijat sebelum dijual, biar lebih bugar," katanya sambil tetap memijat si sapi.
Tidak hanya sapi, Yasmudi juga memijat kerbau, kambing, dan kuda. Bahkan para pemilik hewan tersebut juga sering minta pijat. "Selain sapi, kerbau, atau kambing, biasanya yang punya juga minta pijat, jadi ya satu paket. Setelah memijat hewannya, gantian memijat pemiliknya," ujarnya.
Bapak tiga anak ini tidak pernah memasang tarif untuk memijat. Ia sudah menjalani profesi ini selama 20 tahun. Rata-rata pelanggannya membayar semampu mereka. "Ada yang kasih lima puluh ribu ada yang sampai seratus ribu, pokoknya semampunya," ucap Yasmudi.
Untuk memijat sapi, Yasmudi biasanya menggunakan satu balsem berukuran sedang. Tetapi jika sapi yang dipijat mengalami cedera parah, ia bisa menghabiskan tiga hingga empat cup balsem. Jenis dan ukuran sapi, kata Yasmudi, juga mempengaruhi teknik memijat. "Yang paling mudah itu memijat sapi-sapi Jawa, karena badannya kecil-kecil jadi tidak membutuhkan tenaga besar untuk memijat. Kalau sapi-sapi besar seperti jenis metal atau limosin harus pakai teknis khusus dan tenaga yang lebih besar," katanya.
Segala jenis cedera pada sapi dapat ia tangani kecuali patah tulang. “Kalau patah tulang sudah tidak bisa diapa-apakan, biasanya saya suruh pemiliknya untuk segera menyembelih sapinya, biar tidak terlalu lama kesakitan, kan kasihan juga sapinya kalau terus-terusan kesakitan,” katanya.
VENANTIA MELINDA