Kisah Yasmudi, Si Tukang Pijat Sapi Kurban Idul Adha

Reporter

Sabtu, 19 September 2015 09:17 WIB

Petugas dari Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Jakarta Pusat melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban Sapi di tempat penjualan hewan kurban di kawasan Tanah Abang, Jakarta, 10 September 2015. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menyambut idul Adha 2015. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO

TEMPO.CO, Magelang -Seekor sapi jantan tampak meronta kesakitan, sambil menggerak-gerakkan badannya ia sesekali melenguh. Di sampingnya tampak Yasmudi sedang memijat kaki kanan si sapi. Ia harus memijat sembari menahan kaki sapi yang mengalami cedera ringan itu.


Yasmudi adalah tukang pijat sapi asal Dusun Ngresap, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Lelaki 58 tahun itu mengatakan pernah ditendang dan diseruduk sapi saat tengah memijat. "Ini gara-gara ditendang," katanya kepada Tempo sambil menunjukkan sebuah cekungan di atas lutut kirinya, Jumat 18 September 2015.


Menjelang hari raya Idul Adha seperti sekarang adalah kesibukannya meningkat. Hari itu, dia mendapat panggilan untuk mengurut seekor sapi di daerah Polengan, Srumbung, Magelang. Jika pada hari biasa Yasmudi hanya memijat satu sapi dalam sehari, kini tiga hingga empat sapi dalam sehari harus ia pijat. "Pemilik sapi biasanya minta sapinya dipijat sebelum dijual, biar lebih bugar," katanya sambil tetap memijat si sapi.


Tidak hanya sapi, Yasmudi juga memijat kerbau, kambing, dan kuda. Bahkan para pemilik hewan tersebut juga sering minta pijat. "Selain sapi, kerbau, atau kambing, biasanya yang punya juga minta pijat, jadi ya satu paket. Setelah memijat hewannya, gantian memijat pemiliknya," ujarnya.

Simak juga:
Anak Sopir Go-Jek yang Ditabrak Kopaja Mengigau: Mama...
Calon Doktor Jadi Sopir Go-Jek dan Terkenal, Begini Kisahnya

Bapak tiga anak ini tidak pernah memasang tarif untuk memijat. Ia sudah menjalani profesi ini selama 20 tahun. Rata-rata pelanggannya membayar semampu mereka. "Ada yang kasih lima puluh ribu ada yang sampai seratus ribu, pokoknya semampunya," kata dia.


Untuk memijat sapi, Yasmudi biasanya menggunakan satu balsem berukuran sedang. Tetapi jika sapi yang dipijat mengalami cedera parah, ia bisa menghabiskan tiga hingga empat botol balsem.

Jenis dan ukuran sapi, kata Yasmudi, juga mempengaruhi teknik memijat. "Yang paling mudah itu memijat sapi-sapi Jawa, karena badannya kecil-kecil jadi tidak membutuhkan tenaga besar untuk memijat. Kalau sapi-sapi besar seperti jenis metal atau limosin harus pakai teknis khusus dan tenaga yang lebih besar," katanya.


Advertising
Advertising

Segala jenis cedera pada sapi dapat ditangani kecuali patah tulang. “Kalau patah tulang sudah tidak bisa diapa-apakan, biasanya saya suruh pemiliknya untuk segera menyembelih sapinya, biar tidak terlalu lama kesakitan, kan kasihan juga sapinya kalau terus-terusan kesakitan,” katanya.


VENANTIA MELINDA

































Berita terkait

Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

20 hari lalu

Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

Imam Ibnu Katsir menjabarkan bahwa perayaan Idul Fitri pertama kali terjadi di masa Rasulullah SAW. Begini sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

32 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

16 Oktober 2023

Bentrok 2 Kelompok Massa Terjadi di Muntilan, Begini Reaksi Bupati Magelang

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengaku prihatin atas insiden bentrok atau gesekan dua kelompok massa di Muntilan.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Akhir Bulan Mau ke Mana? 5 Wisata Kabupaten Magelang Selain Borobudur

12 September 2023

Libur Panjang Akhir Bulan Mau ke Mana? 5 Wisata Kabupaten Magelang Selain Borobudur

Namun, selain Borobudur, Kabupaten Magelang juga memiliki beragam tempat wisata menarik yang patut dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Digelar Sejak 2009, Ini yang Membuat Festival Lima Gunung Bertahan hingga Kini

27 Agustus 2023

Digelar Sejak 2009, Ini yang Membuat Festival Lima Gunung Bertahan hingga Kini

Festival Lima Gunung diadakan secara mandiri oleh seniman petani di Komunitas Lima Gunung, yakni Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh.

Baca Selengkapnya

Pertamina: Stok dan Penyaluran LPG 3 Kg di Jawa Timur Aman

27 Juli 2023

Pertamina: Stok dan Penyaluran LPG 3 Kg di Jawa Timur Aman

Pertamina memastikan penyaluran dan stok LPG 3 kg di Jawa Timur dalam keadaan aman atau mencukupi kebutuhan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tanggapi Kelangkaan LPG 3 Kg, Bos Pertamina Singgung Dampak Hari Libur

25 Juli 2023

Tanggapi Kelangkaan LPG 3 Kg, Bos Pertamina Singgung Dampak Hari Libur

Dirut Pertamina Nicke Widyawati, buka suara soal isu kelangkaan LPG 3 kg bersubsidi.

Baca Selengkapnya

Survei BI: Optimisme Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Semakin Tinggi

16 Juli 2023

Survei BI: Optimisme Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Semakin Tinggi

Survei konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Jejak Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Tengah Kota Magelang Berusia Hampir 100 Tahun

12 Juli 2023

Menyusuri Jejak Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Tengah Kota Magelang Berusia Hampir 100 Tahun

Kali Manggis yang usianya hampir 100 tahun mengalir melewati Jalan Manggis, Kelurahan Gelangan, Kota Magelang itu dibuat oleh orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Deretan Fakta Antraks di Gunungkidul: 3 Warga Tewas, Kuburan Sapi Digali untuk Dikonsumsi Dagingnya, hingga..

6 Juli 2023

Deretan Fakta Antraks di Gunungkidul: 3 Warga Tewas, Kuburan Sapi Digali untuk Dikonsumsi Dagingnya, hingga..

Tiga warga di Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, meninggal akibat penyakit antraks yang ditularkan dari hewan ternak. Begini faktanya.

Baca Selengkapnya