Jangan Bungkus Daging Kurban Pakai Kresek Hitam, Ini Alasannya

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 18 September 2015 18:57 WIB

Seorang pengurus mesjid menghitung jumlah kantong yang berisikan daging kurban untuk dibagikan di Mesjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/10). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Bogor - Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) Srihadi Agungpriyono menganjurkan panitia dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) tidak memasukkan daging kurban ke dalam kantung kresek berwarna hitam.

Srihadi menjelaskan kantung kresek hitam mengandung zat pewarna yang bisa tercampur dengan daging dan disinyalir mengandung zat karsinogen yang bisa menyebabkan kanker. "Secara umum bisa seperti itu, karena kresek hitam yang biasanya dipakai memang hasil daur ulang," kata Srihadi, Kamis, 17 September 2015.

Srihadi mengatakan ada beberapa komponen dari kresek hitam yang menggunakan zat pewarna berbahaya untuk manusia, sehingga dapat memicu kanker. "Patokannya sebetulnya plastik yang aman digunakan adalah jenis plastik foodgrade," kata dia.

Menurut dia, plastik foodgrade di pasaran pada umumnya berwarna jernih seperti plastik yang biasanya dipakai untuk membungkus soto, bakso, atau makanan berkuah. "Bisa saja menggunakan kresek yang berwarna, tapi jenisnya harus tetap foodgrade," kata dia.

Pewarna yang digunakan dalam kantung plastik berwarna (kresek hitam) hasil daur ulang tersebut menggunakan zat pewarna kimia berbahaya, sehingga meski dicuci kadang hanya menghilangkan bagian permukaannya.

Di lain pihak, daging memiliki kandungan protein yang tinggi yang bersifat menyerap bau dan zat lain yang ada pada kresek tersebut. "Terkadang bau plastik tetap akan menempel pada daging meski sudah dicuci. Namun kita tidak tahu apakah masih ada zat berbahaya yang masih menempel pada daging atau tidak," kata dia.

Pemanasan daging pada suhu tinggi atau dimasak merupakan salah satu cara mengatasi kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Namun, menurut Srihadi, bahan kimia bisa saja tidak hilang atau rusak oleh proses pemanasan, sehingga masih berpotensi membahayakan kesehatan.

M. SIDIK PERMANA

Berita terkait

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

2 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

5 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

8 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

9 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

11 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

13 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

14 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

15 hari lalu

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

Wali Kota Medan, Bobby Nasution akan mengambil formulir Pilgub Sum dari partai-partai, kecuali PDIP. Menantu Jokowi ini lulusan mana?

Baca Selengkapnya

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

23 hari lalu

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.

Baca Selengkapnya