Fadli Zon Selfie dengan Donald Trump, Pertanda Rendah Diri?  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 14 September 2015 04:44 WIB

Massa dari Kesatuan Merah Putih melakukan aksi demonstrasi menyambut kepulangan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 9 September 2015. Mereka mengecam Setya dan Fadli atas kehadirannya di kampanye salah satu calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aksi foto selfie Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon dengan kandidat presiden Amerika Serikat dari kubu Republik, Donald Trump, dinilai sebagai bentuk mentalitas kurang patut seorang pejabat tinggi negara. "Selfie itu menunjukkan dia (Fadli Zon) inferior secara kultural," kata analis politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Kuskrido Ambardi, Sabtu, 12 September 2015.

Kuskrido, yang juga Direktur Lingkaran Survei Indonesia, itu menilai berbagai penjelasan politikus Partai Gerakan Indonesia Raya itu terkait dengan aksinya bersama Trump hanya upaya berkelit menutupi mental rendah dirinya. "Tak ada motif lain selain selfie saja dengan orang yang sedang populer," ujar Ambardi. Masalahnya, aksi selfie Fadli dengan tokoh populer itu ternyata 'salah orang'.

"Populer itu kan ada dua, populer baik dan tidak, nah Donald Trump selama ini dikenal karena populer dengan hal-hal yang tak baik," ujar Ambardi. "Dia (Donald Trump) dikenal sosok inward looking dan rasis, dan di situlah kita berdiri, dari komunikasi politik jadi buruk sekali."

Ambardi menilai, Trump sebenarnya bukan siapa-siapa di dunia internasional. Raja kasino itu tak pernah konsen dengan dunia internasional atau pernah memegang jabatan politis lembaga internasional. Trump, menurut Ambardi, tak lebih pengusaha lokal yang dikenal hanya karena dia tinggal di negara adidaya dan dibesarkan media setempat karena hendak mencalonkan diri sebagai presiden. (Lihat Video: Lima Dugaan Pelanggaran Etik DPR, Merokok sampai Ijazah Palsu,Diduga Melanggar Kode Etik, Pimpinan DPR Terancam Dicopot)

Pertemuan Fadli dan Ketua DPR Setya Novanto dengan Trump berbuntut panjang setelah publik mengecamnya dengan berbagai tudingan. Mulai perendahan martabat bangsa hingga pemborosan anggaran negara. Ambardi menilai, alasan Fadli Zon juga pendukungnya soal pertemuan dengan Trump itu guna menggalang investasi asing malah semakin menunjukkan adanya indikasi pelanggaran etika serius pejabat negara.

Apalagi disebut jika pertemuan itu difasilitasi bos MNC Grup yang juga Ketua Umum Partai Indonesia Raya (Perindo) Hary Tanoesoedibjo yang notabene tak memegang jabatan politis di pemerintahan, selain hanya pengusaha. "Alasan investasi itu menunjukkan indikasi untuk mencampuradukkan kepentingan kelompok, partikular (bisnis) dengan kepentingan bangsa, menggaet investasi itu bukan tugas DPR," ujar Ambardi.

Meskipun demikian, Ambardi menilai tak perlu ada upaya keributan sampai pemakzulan pimpinan DPR itu karena akan memboroskan energi dan waktu. "Dikecam saja, biarkan yang buruk kelihatan buruknya."

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga:
Telepon Call Center, Istri Korban Crane Mekah 'Diceramahi"
Tragedi Crane Jatuh: Wanita Ini Memang Ingin Meninggal di Mekah

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

6 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya