Imbas Asap Sumatera, Status Kuala Lumpur Tidak Sehat  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 13 September 2015 09:15 WIB

Asap tebal dikawasan hutan yang terbakar di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, 10 September 2015. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Dampak kabut asap pekat sisa kebakaran hutan dan lahan di Sumatera kian meluas. Asap kini berimbas ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Kabut asap memperburuk kualitas udara di negara tersebut.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kuala Lumpur menunjukkan status tidak sehat dengan angka ISPU 117-146 PSI. Sedangkan Serawak berada pada status tidak sehat dengan angka ISPU 126-156 PSI. Adapun Singapura berstatus sedang dengan angka ISPU 81-92 PSI.

"Hampir 65 persen wilayah Sumatera tertutup asap. Bahkan wilayah selatan-barat daya Malaysia tertutup asap pekat," kata Sutopo, Sabtu malam, 12 September 2015.

Menurut Sutopo, kabut asap membuat jarak pandang terbatas di beberapa wilayah Riau. Pada pagi hari, jarak pandang Pekanbaru, Rengat, dan Dumai hanya 100 meter. Sore hari mulai membaik 1 kilometer. "Kualitas udara di Sumatera dan Kalimantan yang terpapar asap masih tidak sehat hingga berbahaya," ujar Sutopo.

Menurut Sutopo, titik panas di Sumatera hingga Sabtu malam ada 833 titik yang tersebar hampir di semua provinsi se-Sumatera. Sebaran konsentrasinya antara lain di Sumatera Selatan 621 titik, Jambi 100 titik, Bangka Belitung 45 titik, Lampung 25 titik, Riau 14 titik, Bengkulu 10 titik, Sumatera Barat 12 titik, dan Kepulauan Riau 5 titik.

Di Kalimantan terdapat 353 titik panas, yaitu Kalimantan Selatan 110 titik, Kalimantan Tengah 107 titik, Kalimantan Timur 130 titik, Kalimantan Barat 1 titik, dan Kalimantan Tenggara 5 titik.

Sutopo menambahkan, ribuan warga di berbagai daerah di Sumatera melakukan salat istiska untuk memohon hujan. Di media sosial, kini juga merebak ajakan masyarakat menaruh ember berisi air dan garam di atap rumah. Cara ini dipercaya dapat membantu percepatan terjadinya hujan.

Namun hal ini dibantah Sutopo. Menurut dia, untuk membentuk uap air hingga terkondensasi, diperlukan massa uap air yang banyak. Dinamika atmosfer sangat menentukan hujan di suatu wilayah. “Tidak semudah itu membuat hujan dari penguapan air asin dari jutaan ember sekalipun. Ini adalah informasi yang menyesatkan, jadi kami harap tidak usah ikut menyebarkan berita tersebut,” tuturnya.

RIYAN NOFITRA


Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya