Pembentukan Pansus Pelindo, DPR Minta Jangan Dibikin Heboh

Reporter

Sabtu, 12 September 2015 17:26 WIB

Kapal kargo melakukan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 27 Agustus 2015. Tujuh langkah untuk mengurangi waktu bongkar muat, di antaranya dengan mempercepat proses pengeluaran barang impor di pelabuhan, perbaikan TIK, dan penyederhanaan perizinan dari 124 izin di 20 kementerian dan lembaga menjadi 20 izin. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PPP Asrul Sani, mengatakan panitia khusus (Pansus) dalam penanganan kasus Pelindo II penting untuk dibentuk. Sebagai negara yang akan dicanangkan sebagai poros maritim dunia, pelabuhan menjadi masalah yang sangat krusial. "Pansus sengaja dibentuk karena persoalan Pelindo II menyangkut lintas komisi, antara lain Komisi III, V, VI, dan XI," kata Asrul Sani di Warung Daun pada tanggal 12 Spetember 2015.

Asrul menilai ketika melihat masalah Pelindo II berhubungan dengan BUMN, maka berkaitan langsung ke komisi VI. Selain itu, masalah ini juga menyinggung aspek infrastruktur dan perhubungan maka berkaitan dengan Komisi V. Bila berhubungan dengan masalah pemasukan dan penerimaan modal maka berkaitan dengan Komisi XI.

Menurut Asrul, pembentukan Pansus jangan dipandang sebagai sesuatu yang heboh karena Pansus merupakan alat kelengkapan DPR yang sah dan diatur dalam Undang-Undang. "Secara singkat, ini bagian fungsi dari pengawasan DPR."

Asrul menambahkan, pembentukan Pansus kasus Pelindo II juga didukung oleh Kapolri dalam rangka mengawal proses penegakan hukum yang sedang dilakukan oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim). "Pansus dari DPR ini, jika tidak menemukan apa-apa, pasti akan diberitahu. Kami tidak akan memaksakan hasil. Mengawasi tidak harus menemukan," kata Asrul.

Asrul Sani menanggapai bahwa targetnya bukan menjatuhkan RJ Lino. Pembentukan Pansus untuk menjalankan fungsi legislasi dan pengawasan. "Pansus ini tidak boleh ada kepentingan partai-partai. Kami berharap nantinya tata kelola di pelabuhan menjadi lebih baik," kata Asrul.

Berbeda dengan Asrul, Anggota Komisi III DPR lainnya, Ruhut Sitompol sebetulnya lebih mendukung pembentukan Pansus terkait mutasi yang dilakukan terhadap Komisaris Jenderal Budi Waseso. Ruhut menilai ada kejanggalan terhadap mutasi Budi Waseso dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polisi RI karena dianggap terlalu mendadak. "Ada 20 kasus yang ditangani Budi Waseso, tapi ternyata dia diberhentikan dari Kabareskrim," kata Ruhut.

Sebelumnya DPR berencana membentuk Pansus untuk menelisik dugaan korupsi di Pelindo II. Pembahasan pengusutan kasus tersebut ditargetkan harus selesai pada masa sidang pertama tahun 2015-2016.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

6 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya