TEMPO Interaktif, Makassar: Panglima Kodam VII Wirabuana Mayor Jenderal Arief Budi Sampoerna menyatakan siap untuk diganti jika tidak mampu menyelesaikan kasus penyerangan oleh anggota Batalion Infanteri 700 Raider ke penduduk sipil di Jeneponto, Selasa (29/11).Hal itu dinyatakan Panglima Kodam, Rabu (30/11), saat mengunjungi Desa BandriManurung, Bangkala Barat, Jeneponto, Sulawesi Selatan, yang diserang oleh prajurit Raider dan penduduk desa tetangganya. Desa itu berjarak sekitar 85 kilometer dari Makassar.Ia berjanji akan mencopot Komandan Yonif 700 Raider Letnan Kolonel Infanteri Sapto Agustono. "Biar masyarakat tidak minta, saya akan ganti dia," katanya.Kedatangan Pangdam dan rombongannya disambut oleh ratusan warga desa yang memadati lokasi sekitar rumah kepala Desa Bandri Manurung, Rustam Baso Jaya. Rumah Rustam mengalami kerusakan paling parah akibat penyerangan.Ia mengatakan kedatangannya secara khusus untuk meninjau dan melihat langsung akibat dari penyerangan yang dilakukan oleh anggotanya. Selain itu Arief juga secara langsung menyatakan permintaan maafnya kepadamasyarakat atas peristiwa tersebut.Soal hilangnya 17 karung beras untuk rakyat miskin yang raib saat penyerangan, Arief menyatakan, anggotanya tak mungkin mencurinya. Alasanna, di markas Yonif 700 Raider kelebihan beras.Bupati Jeneponto Radjamilo mengatakan, aparat masih menyelidiki hilangnya belasan karung beras itu. "Jadi belum bisa dipastikan siapa yang ambil," katanya.Radjamilo menambahkan bahwa kini dilakukan langkah antisipasi untuk mencegah agar persoalan tidak berlanjut dan meluas seperti terjadinya perang antardesa. Par pejabat pemerintahan setempat telah mempertemukan tokoh-tokoh masyarakat dari dua desa. Irmawati