Bentuk Pansus Pelindo, DPR Kebut Pembahasan Korupsi Crane  

Reporter

Editor

Febriyan

Selasa, 8 September 2015 17:45 WIB

Unit harbour mobile crane (HMC) milik Pelindo II/IPC disegel Polisi di Dermaga 002 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 3 September 2015. Penyegelan alat bongkar muat itu terkait adanya dugaan mark up pengadaan sejumlah alat bongkar muat di lingkungan kerja Pelindo II. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Trimedya Pandjaitan mengatakan panitia kerja khusus pembongkaran dugaan korupsi di PT Pelabuhan Indonesia II mulai bekerja dalam waktu dekat. Ia menargetkan pembahasan pengusutan kasus tersebut harus selesai pada masa sidang pertama tahun 2015-2016.

"Masa sidang ini kami kerja. Yang penting terbentuk dulu," kata Trimedya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 8 September 2015. Sementara, masa sidang I DPR akan selesai pada 30 Oktober 2015.

Rencananya, pansus tak hanya melibatkan Komisi hukum, tetapi Komisi Keuangan, Komisi BUMN, dan Komisi Perhubungan. Pelindo berada di bawah koordinasi Menteri Perhubungan, dan BUMN. Kasus ini juga merugikan negara sekitar Rp 80,5 miliar."Kami leading sector dan akan bekerjasama antar komisi," kata Trimedya.

Semenjak kabar pencopotan Komisaris Jenderal Budi Waseso dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri beredar, DPR sudah berencana membentuk pansus kasus Pelindo II. Musababnya, Waseso dicopot selang sepekan setelah ia menggeledah kantor Pelindo.

Waseso juga menggeledah ruangan Direktur Utama Pelindo II R.J. Lino dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan 10 mobile crane. Pihak istana menyatakan Waseso telah menghambat pertumbuhan ekonomi karena tindakannya kerap menimbulkan kegaduhan politik.

Trimedya berpendapat pencopotan Waseso penuh intervensi politik. Padahal, kata dia, Waseso tengah berusaha membongkar korupsi mega proyek di belakang kasus Pelindo. "Ada bukti permulaan yang kami peroleh. Ini bukan asumsi. Pelindo merupakan pintu masuk kasus yang lebih besar," kata dia. "DPR harus kawal penyidikan kasus ini."

Menurut Trimedya, setiap oknum yang terlibat dalam kasus korupsi wajib dipidana, tak terkecuali para tokoh politik. Ia meminta Polri menjerat pelaku jika pansus menemukan dugaan keterlibatan pejabat pemerintah bahkan setingkat menteri. "Siapapun yang ketrabas harus ditindak. Itu risiko. Tak ada judgement kalau tak ada bukti jelas," kata Trimedya.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

11 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

20 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya