TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan jalur-jalur atau rute keberangkatan tenaga kerja Indonesia di Malaysia yang ilegal. Dia mengatakan ini ketika ikut menerima tiga jenazah TKI korban kapal karam di Selat Malaka.
"Diduga para TKI ini berangkat secara non-prosedural atau ilegal karena melihat keberangkatan yang bersangkutan dari wilayah Sumatera," katanya di Bandara Juanda, Surabaya, Senin, 7 September 2015, menjelang tengah malam.
Saifullah menjelaskan, jalur ilegal yang biasa ditempuh itu bisa saja melalui Bandara Juanda. Di darat, jalurnya adalah dari Terminal Bus Bungurasih menuju daerah seperti Batam atau lainnya di Sumatera dan Kalimantan. Dari satu titik lokasi tertentu, TKI menyeberang dengan kapal kayu ke Malaysia.
Pemberangkatan ataupun perekrutan secara ilegal, Gus Ipul menambahkan, biasanya dilakukan oleh calo. "Tidak jarang keluarga atau teman yang sudah ada di negara tujuan yang mengajaknya."
Saifullah berharap masyarakat memahami teknis bekerja di luar negeri. TKI, menurut dia, harus memastikan bahwa dokumen yang dimiliki lengkap dan pemberangkatan dilakukan secara resmi. "Apabila keberangkatan dilakukan secara resmi, pemerintah lebih mudah melindungi," ujarnya menjanjikan.
Sejauh ini, dia menambahkan, data TKI asal Jawa Timur yang dideportasi dari berbagai negara terus meningkat dari tahun ke tahun. Mereka yang dianggap bermasalah lalu dipulangkan secara paksa itu berjumlah 6.000 orang pada 2013, meningkat pada 2014 menjadi 7.493 orang, dan sepanjang tahun ini sudah tercatat 4.122 orang.
"Kami telah melakukan sosialisasi agar TKI memiliki dokumen resmi dan berupaya memperkuat hulu agar kepala daerah lebih bisa melakukan kontrol," tutur Saifullah.