Kunjungan ke Amerika Serikat, Ini Rombongan Setya Novanto

Reporter

Minggu, 6 September 2015 05:24 WIB

Ketua DPR Setya Novanto (kedua kanan) menghadiri upacara sumpah kesetiaan Kandidat presiden A.S, Donald Trump (kiri), di Trump Tower, New York, 3 September 2015. Acara ini merupakan bagian dari upaya Trump menjadi calon Presiden A.S. AP/Richard Drew

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak kabar beredar bahwa rombongan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto yang berkunjung ke Amerika Serikat berjumlah 67 orang.

Kunjungan itu makin kontroversial karena pada Kamis, 3 September 2015, Setya Novanto dan rombongannya mengikuti acara Donald Trump, yang diambil sumpah kesetiaan oleh Partai Republik untuk maju sebagai calon Presiden Amerika Serikat.

Trump selama ini dikenal sebagai pengembang real estate, operator hotel, dan pemilik tiga kasino di Kota Atlantic. Pengusaha kaya ini juga dianggap sebagai sosok yang anti-imigran dan anti-muslim.

Tenaga Ahli Ketua DPR Nurul Arifin yang ikut dalam rombongan membantah kabar itu. "Kami hanya berjumlah 14 orang beserta staf sekretariat," kata Nurul, politikus Partai Golkar, saat dihubungi, Sabtu, 5 September 2015.

Nurul, yang juga mantan anggota DPR, meminta semua pihak jangan memelintir isu soal anggota rombongan dan pertemuan dengan Trump. "Pertemuan dengan Donald Trump dibesar-besarkan seolah hendak mengalihkan isu kondisi ekonomi Indonesia saat ini," ujar mantan artis ini.

Kepala Bagian Tata Usaha Ketua DPR Hani Tahapari mengatakan ada sembilan orang yang ikut kunjungan dinas itu. Mereka adalah Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, dan Kepala Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Nurhayati Ali Assegaf.

Lalu Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tantowi Yahya, Ketua Komisi Hukum Aziz Syamsuddin, anggota BKSAP Juliari Batubara, Utusan Khusus Presiden Bidang Kemaritiman Eddy Pratomo, Nurul Arifin, dan Ketua Badan Usaha Rumah Tangga DPR Roem Kono.

Namun, dalam daftar yang diterima Tempo, anggota rombongan berjumlah 21 orang. Selain nama-nama anggota DPR di atas, ikut serta juga tiga wartawan media nasional, penerjemah, dan beberapa staf Sekretariat Jenderal DPR.

Kunjungan pimpinan DPR ke Amerika Serikat itu memenuhi undangan acara Forum Ketua Parlemen Sedunia yang dihajat International Parliamentary Union pada 31 Agustus hingga 2 September. Namun kunjungan ini diperpanjang karena rombongan juga akan melakukan beberapa agenda tambahan.

YOLANDA RYAN ARMINDYA | UWD


Baca juga:
Drama Budi Waseso: Jokowi-JK Menguat, Kubu Mega Menyerah?
Lebih Nyaman Berbahasa Inggris, Susi: Jangan Ragukan…Saya




Advertising
Advertising

Berita terkait

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

10 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

20 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya