Rasiyo Tersingkir, Ribuan Massa Kepung Kantor KPU Surabaya

Reporter

Kamis, 3 September 2015 13:41 WIB

Massa pendukung Walikota Risma membawa sapi dalam aksi di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, 11 Agustus 2015. Aksi yang dilakukan tepat di hari terakhir perpanjangan pendaftaran Cawali dan cawawali ini meminta KPU Kota Surabaya untuk tidak menunda pelaksanaan Pilkada. FULLY SYAFI

TEMPO.CO, Surabaya - Sekitar 3.000 massa yang mengatasnamakan diri Gerakan Rakyat Surabaya Menggugat mengepung kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya, Jalan Adityawarman Nomor 87 Surabaya, Kamis, 3 September 2015. Mereka memadati jalan di depan kantor KPU, sehingga polisi terpaksa menutup arus lalu lintas.

Ribuan massa yang rata-rata mengendarai mobil itu membawa belasan spanduk bertuliskan, "KPU plin-plan", "KPU harus transparan dan tidak menutup-nutupi proses pilkada." Mereka meminta komisioner KPUD Surabaya dicopot. Mereka menuding KPU tebang pilih dalam proses tahapan pilkada Surabaya 2015.

"Buktinya, mereka seakan enggan mensukseskan pilkada, termasuk ketika mencoret pasangan Rasiyo-Dhimam Abror dengan alasan tak masuk akal," kata koordinator aksi, Aldi Karmailis, Kamis, 3 September 2015.

Menurut Aldi, beberapa peraturan yang diambil oleh KPU seakan main-main. Awalnya, mereka menerbitkan SE Nomor 443/KPU/VIII/2015 yang sudah dibatalkan SE Nomor 449/KPU/VIII/2015 tentang rekomendasi Bawaslu. Kemudian KPU mencabut kembali keputusannya dan melarang Rasiyo-Abror untuk mendaftar di masa perpanjangan pendaftaran pada 6 hingga 8 September.

"Ini kan seakan main-main atau KPU memang ada main dengan mafia politik penjegal pilkada," kata Aldi

Ribuan massa itu bukan hanya laki-laki. Ibu-ibu juga hadir mengikuti aksi itu. Bahkan, dalam aksinya, massa aksi juga membawa keranda mayat sebagai simbol matinya demokrasi di Kota Pahlawan. Aksi ini dikawal ketat ratusan polisi dari Polrestabes Surabaya. Selain memasang pagar berduri, polisi juga menyiagakan dua unit Water Canon di lokasi, termasuk tiga unit K-9 atau anjing pelacak.

Koordinator aksi lainnya, Gus Sofyan, mengatakan sebenarnya massa aksi hanya menuntut tiga penjelasan dari KPU. Pertama, KPU diminta menjelaskan pendaftaran Rasiyo-Dhimam Abror yang sudah di akhir-akhir pendaftaran. Kedua, massa aksi menuntut KPU tetap menggelar pilkada Surabaya pada tanggal 9 Desember 2015. Ketiga, massa aksi meminta apabila nantinya pasangan Risma-Whisnu Sakti Buana tidak ada lawannya, maka harus tetap dilantik. "Kami hanya minta penjelasan itu pada KPU," kata dia.

Akhirnya, perwakilan massa aksi diperkenankan masuk ke dalam kantor KPU untuk bernegosiasi. Di hadapan semua komisioner KPU itu mereka menjelaskan tiga tuntutan itu. Bahkan, mereka meminta kepada ketua KPU Surabaya, Robiyan Arifin untuk menjelaskan tuntutan itu dihadapan massa aksi. Robiyan pun akhirnya menyepakati untuk keluar, sehingga pihak kepolisian menyediakan mobil sound system dan sudah menaiki mobil itu.

Namun, massa aksi masih menganggap kurang puas, mereka tetep meminta untuk menjelaskan di mobil komando. Keinginan itu ditolak oleh pihak kepolisian, dan akhirnya semua personel dalmas menyiapkan diri untuk menghadang massa itu. Hingga saat ini, massa aksi itu kian berdatangan dan tidak menghiraukan teriknya panas matahari.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

1 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

6 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

6 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

7 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

9 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

12 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

12 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

13 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

16 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

16 hari lalu

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.

Baca Selengkapnya