TEMPO Interaktif, Sragen:Pemerintah Kabupaten Sragen memblokir pasokan daging sapi yang berasal dari daerah endemis antraks. Berbagai cara ditempuh untuk mencegah masuknya daging sapi itu, di antaranya menggelar operasi di pasar-pasar, membuat pos pemantauan untuk memperketat lalu lintas hewan serta daging sapi."Kami tidak ingin kecolongan ada daging sapi dari daerah endemis antraks masuk Sragen. Saya tidak yakin betul bahwa sapi yang terkena antraks langsung dimusnahkan. Bisa saja daging itu disembelih dan dipotong untuk dijual. Misalnya daging dimasukkan mobil boks dan dipasok ke pasar-pasar. Maka kita sendiri yang harus waspada penuh siapa tahu pengawas di jalan kebobolan," ungkap Bupati Sragen Untung Wiyono, Sabtu (26/11).Pengawasan masuknya ternak dan daging sapi dari daerah endemis antraks dilakukan setiap hari dengan menerjunkan tim lengkap dan dokter hewan ke pasar-pasar umum. Tim ini mengecek langsung termasuk ke peternakan.Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Sragen, Sri Hardiati, mengatakan Sragen bukan termasuk daerah dalam kategori endemis. Daerah di Surakarta yang selama ini diketahui endemis adalah Kabupaten Boyolali dan Klaten. "Karena kita bertetangga dengan daerah itu maka harus waspada termasuk pasokan dari daerah lainnya," tambahnya.Selain antisipasi antraks, Sragen juga terus mengintensifkan penyemprotan ke seluruh unggas di wilayah itu untuk mengantisipasi tersebarnya virus flu burung. Pada tahun 2003 tidak kurang dari 250 ribu ekor unggas di Sragen mati terkena flu burung.anas syahirul