Pilkada Serentak, Wisnu Sakti Buana: KPUD Surabaya Begal  

Reporter

Editor

Febriyan

Selasa, 1 September 2015 16:23 WIB

Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana saat jumpa pers terkait pemilihan walikota di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, 26 Juli 2015. Dalam peryataanya Risma akan meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menyiapkan kota Surabaya menghadapi persaingan ekonomi untuk menyambut di berlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir 2015. FULLY SYAFI

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana menuding Komisi Pemilihan Umum Daerah Surabaya sengaja menjegal keikutsertaannya dalam pemilihan kepada daerah serentak 2015. Kesengajaan KPUD, kata Wisnu, terlihat dari verifikasi dokumen yang tak dilakukan secara baik.

“Saya kira saat ini semua elemen di Surabaya terlibat. Kemarin partai politik, sekarang KPUD juga jadi begal,” kata Wisnu setelah menghadiri sidang gugatan Undang-Undang Pilkada di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa, 1 September 2015.

Wisnu, yang berpasangan dengan calon wali kota inkumben Tri Rismaharini, kembali dinyatakan sebagai calon tunggal pilkada Surabaya setelah KPUD Surabaya menyatakan lawannya, yaitu pasangan Rasiyo dan Dhimam Abror, tak lolos. KPUD Surabaya tak meloloskan mereka lantaran dianggap tidak melengkapi persyaratan administrasi, yaitu rekomendasi partai politik dan surat keterangan bebas tunggakan pajak. ‎‎

Panitia pengawas, menurut Wisnu, sudah meminta agar rekomendasi partai politik diverifikasi secara faktual. Namun hal itu tak dilakukan oleh KPUD. Akibatnya, rekomendasi tersebut dianggap tak sah.

Mengenai bukti tak ada tunggakan pajak Dhimam, Wisnu mengatakan, saat penyerahan berkas, KPUD sudah menyatakan tak ada masalah. “Ternyata tiba-tiba muncul bahwa masih ada dokumen pajak yang kurang.”

Dia menganggap bahwa kejanggalan yang dilakukan KPUD merupakan pelanggaran etik luar biasa. Dia bahkan sudah melaporkannya kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Selain itu, Wisnu mendesak agar KPUD tetap mengesahkan pasangan Rasiyo-Dhimam Abror.

Dia menduga ada skenario besar yang ingin menjegal keikutsertaannya dalam pilkada. Dengan kondisi ini, dia pesimistis akan ada pendaftar lagi pada masa pendaftaran tambahan. Sebaliknya, ketiadaan rival, menurut dia, merupakan sebuah bukti bahwa para lawan sudah mengakui kemenangannya. “Maka itu, sudah seyogiyanya kami dilantik langsung,” ujarnya.

Solusi lain adalah tetap menggelar pilkada dengan satu calon. Artinya, dalam surat suara akan ada dua kotak yang salah satunya kosong. Jika pasangan tunggal tak mendapatkan suara lebih dari 50 persen, mereka tak bisa dilantik.

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

4 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

5 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

11 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

11 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

12 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

15 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

15 hari lalu

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

17 hari lalu

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

17 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya

Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

18 hari lalu

Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

Direktur OECD membuka peluang program Pena dapat menjadi contoh untuk negara anggota lainnya.

Baca Selengkapnya