Waduk Jatigede Diairi, Warga: Minta Waktu, Nunggu Jual Sapi

Reporter

Senin, 31 Agustus 2015 13:44 WIB

Rumah-rumah warga yang telah dibongkar di Desa Jemah, Kecamatan Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, menjel;ang penggenangan Waduk Jatigede, 30 Agustus 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Sumedang - Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mulai digenangi air sejak diresmikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono hari ini, 31Agustus 2015. Kendati demikian, sebagian warga di tiga desa yang berada dalam kawasan waduk masih bertahan di rumah masing-masing.

Tiga desa tersebut adalah Desa Jemah, Desa Cipaku, dan Desa Sukakerta. Tiga desa tersebut merupakan desa terdekat dari pintu air waduk.

Pantauan Tempo, pada detik-detik tahap awal penggenangan, sejumlah warga di tiga desa tersebut masih menempati rumah masing-masing. Di Desa Jemah—desa yang paling dekat dengan pintu air, terdapat tiga kepala keluarga yang masih menempati rumah mereka. Mereka mengaku akan pindah setelah hari pertama penggenangan Waduk Jatigede tahap pertama.

"Saya minta waktu satu hari untuk pindahan. Ini lagi nunggu jual sapi sama beres-beres rumah," ujar Ratnasih, warga Desa Jemah, kepada Tempo.

Adapun di dua desa lainnya, Desa Cipaku dan Desa Sukakerta, terlihat sebagian warga sedang melakukan pembongkaran rumah. Namun ada juga yang menjalankan aktivitas seperti biasa, seperti memotong kayu, sementara anak-anak masih melakukan kegiatan belajar di SDN Cipaku 1.

Meskipun sudah memiliki tempat tinggal baru, sebagian warga mengaku bingung harus bekerja apa setelah pindah. Seperti Enceng Tahya, 66 tahun, yang merasa kebingungan setelah ia dipindahkan dari desanya di Desa Sukakerta, Kecamatan Jatigede. Pria yang berprofesi sebagi buruh tani dan ternak tersebut belum memutuskan untuk mencari penghasilan di mana setelah pindah. Ia berencana pindah ke rumah anaknya di Kabupaten Bandung.

"Kantun (tinggal) bingung sekarang, mah, uang sudah abis. Paling ngandalin anak," kata Enceng kepada Tempo, kemarin.

Menteri Basuki Hadimuljono mengatakan air yang menggenangi waduk akan mengalir secara bertahap. Butuh waktu sekitar 220 hari untuk menggenangi waduk seluas 4.800 hektare itu. "Namun pada hari ke-55 sudah bisa setengahnya, bisa berfungsi untuk irigasi. Tapi untuk sepenuhnya membutuhkan 220 hari," tuturnya.

Ia mengklaim keputusan penggenangan Waduh Jatigede tahap awal ini tidak dilakukan secara terburu-buru. Menurut dia, keputusan ini sudah diperhitungkan secara matang dengan waktu yang panjang. "Kita ini tadinya tanggal 1 Agustus, jadi ada waktu sosialisasi selama satu bulan kepada warga," ucapnya.

IQBAL T. LAZUARDI S.


Berita terkait

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

9 hari lalu

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang menyediakan berbagai kebutuhan wisata, terutama dengan keunggulan panorama alamnya yang indah.

Baca Selengkapnya

Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

9 hari lalu

Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

Kerajaan Sumedang Larang adalah cikal bakal bagi Kabupaten Sumedang yang dikenal hari ini. Dan hari ini 22 April ditetapkan sebagai Hari Jadi Sumedang

Baca Selengkapnya

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

23 Februari 2024

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

Khawatir rumah ikut terhantam cuaca ekstrem angin kencang? Tips ala BNPB menarik untuk disimak

Baca Selengkapnya

Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

22 Februari 2024

Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

Kerusakan rumah akibat angin puting beliung di Kabupaten Bandung lebih besar dibandingkan di Sumedang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

22 Februari 2024

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

BMKG mencatat sejumlah fenomena cuaca di Samudera Hindia, Selat Sunda, dan Laut Jawa sebelum angin kencang puting beliung menerjang Rancaekek.

Baca Selengkapnya

Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

21 Februari 2024

Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

Sedikitnya 48 warga di Sumedang terdampak bencana angin kencang dan hujan lebat. 10 rumah rusak disapu angin.

Baca Selengkapnya

Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

21 Februari 2024

Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

Wilayah perbatasan Jatinangor-Rancaekek diterjang angin puting beliung. Pusaran angin disertai hujan lebat dan mengandung batuan es.

Baca Selengkapnya

Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

8 Januari 2024

Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

Badan Geologi mencatat bahwa kerusakan paling parah dari gempa Sumedang terjadi di Kampung Babakan Hurip, yang dekat dengan Sungai Cipeles.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

2 Januari 2024

Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

Gempa di Sumedang terjadi hingga enam kali, BMKG menyebut update terakhir aktivitas gempa terjadi pada pukul 21.15 WIB, Senin 1 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Blusukan di Pasar Tanjungsari, Jokowi Klaim Harga Pangan Normal

11 Juli 2023

Blusukan di Pasar Tanjungsari, Jokowi Klaim Harga Pangan Normal

Jokowi menyatakan harga pangan di Pasar Tanjungsari normal.

Baca Selengkapnya