Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan paparannya dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat 2015 di Jakarta, 4 Juli 2015. Rapat akbar ini diisi dengan beberapa agenda, seperti pelantikan pengurus baru hasil Kongres IV Surabaya dan konsolidasi menjelang pemilihan kepala daerah serentak 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono angkat suara tentang pemilihan Wali Kota Surabaya yang seharusnya diselenggarakan serentak dengan daerah lain tahun ini. Ia mendengar kabar miring ada sejumlah pihak yang ingin menunda pilkada Surabaya agar dilaksanakan pada 2017.
"Beredar isu "ada pihak" yang ingin tunda pilkada Surabaya. Daripada saling curiga, apalagi fitnah, silakan dilakukan investigasi," ujar SBY melalui akun Twitter-nya, Ahad malam, 30 Agustus 2015.
Kicauan SBY ini menanggapi keputusan KPU Kota Surabaya yang menggugurkan pasangan Rasiyo dan Dhimam Abror Djuraid. Mereka diusung oleh Demokrat dan Partai Amanat Nasional. Namun, akibat rekomendasi DPP PAN hanya berupa hasil scan, KPU mendiskualifikasi pasangan itu.
Akibatnya, pilkada Surabaya terancam ditunda hingga 2017 karena hanya ada satu pasangan calon yang lolos verifikasi, yaitu petahana Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buwana.
Mantan Presiden Indonesia itu melanjutkan, "Jajaran penyelenggara pemilu (termasuk pemilukada) perlu melakukan investigasi untuk mengetahui apakah memang ada "permainan"."
SBY meminta KPU dan Bawaslu membongkar siapa oknum yang ingin menunda pilkada Surabaya. Musababnya, tegaknya demokrasi dan berlangsungnya pemilihan Wali Kota Surabaya amat penting. "Sehingga, harus kita cegah terjadinya calon tunggal."