Dampak Kemarau Meningkat, Kebakaran Hutan dan Lahan Meluas

Reporter

Kamis, 27 Agustus 2015 08:11 WIB

Petugas pemadam kebakaran menyemprot air untuk memadamkan api yang membakar hutan di Dumai, Riau, (4/3). Indonesia. Kebakaran htan menyebabkan asap menyelimuti beberapa kota di Riau dan Sumatera Barat. Oscar Siagian/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - El Nino yang melanda Indonesia menjadi pemicu utama kasus kebakaran hutan dan lahan di Tanah Air. Hal ini tampak dari analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Berdasarkan hasil pantauan Satelit Modis (Terra Aqua) pada Rabu, 26 Agustus 2015, titik api di Kalimantan Tengah ada 523, Kalimantan Barat 161, Sumatera Selatan 155, Kalimantan Selatan 80, Kalimantan Timur 70, Jambi 69, Bangka Belitung 10, dan Riau 4.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, asap sepanjang hari menutup beberapa daerah. Jarak pandang di Pekanbaru hanya 2 kilometer, Pelalawan 1 km, Rengat 5 km, Jambi 900 meter. “Asap di Riau sebagian besar berasal dari kiriman Jambi dan Sumatera Selatan,” katanya melalui keterangan pers pada Rabu malam, 26 Agustus 2015.

Adapun kebakaran hutan di Gunung Slamet dan Gunung Lawu juga belum dapat dipadamkan. Untuk mengatasi kebakaran, pemadaman dilakukan oleh sub-satuan tugas darat, udara, dan penegakan hukum. Pemadaman di darat dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, Polri, Manggala Agni, MPA, dan masyarakat.

BNPB dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi terus melakukan operasi hujan buatan di empat wilayah secara serempak dengan posko di Pekanbaru, Palembang, Pontianak, dan Jakarta. Hujan buatan di Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat diprioritaskan untuk pemadaman kebakaran, sedangkan di Jakarta untuk kekeringan.

Ada empat pesawat terbang yang dikerahkan untuk menebarkan ratusan garam ke dalam awan-awan potensial. Hujan buatan direncanakan hingga November 2015. Selain itu, BNPB mengerahkan delapan helikopter pengeboman air di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Meskipun kebakaran hutan dan lahan di Jambi terus meluas dalam dua minggu terakhir, Gubernur Jambi belum menentukan status siaga darurat. Akibatnya, pemadaman banyak kendala.

Asap menyebar bukan hanya di wilayah Jambi, tapi juga ke Riau dan Kepulauan Riau. “BNPB sudah melakukan koordinasi dan meminta agar pemda Jambi menetapkan status siaga darurat, tapi hingga saat ini belum dilakukan,” ujarnya.

Permintaan bantuan hujan buatan dan water bombing juga belum disampaikan Pemerintah Provinsi Jambi kepada BNPB sehingga kebakaran hutan dan lahan masih terus meluas. Upaya pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan pemadaman. Padahal sesungguhnya kebakaran bisa dicegah.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

4 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

5 hari lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

5 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

9 hari lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

10 hari lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

14 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

14 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

15 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

22 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

23 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya