Kekeringan, Lahan Puso Bertambah 2 Kali Lipat dalam Sebulan

Reporter

Selasa, 25 Agustus 2015 15:01 WIB

Petani merontokkan padi yang telah dipanen di Cibarusah, Jawa Barat, 28 Juli 2015. Kekeringan menyebabkan petani memanen padi lebih awal. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Semarang - Kepala Balai Mesin dan Penguji Hasil Pertanian Jawa Tengah Heru Tamtomo mengatakan area persawahan yang mengalami gagal panen akibat kekeringan terus bertambah. Data pemerintah menunjukkan, sejak awal Agustus lalu, luas lahan yang terkena puso bertambah lebih dari dua kali lipat, dari 6.578 hektare menjadi 14.600 hektare. Selain padi, tanaman jagung mengalami puso seluas 211 hektare. “Adapun kacang tanah dan kedelai belum ada yang puso,” ucap Heru kemarin.

Menurut Heru, seharusnya petani bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya puso. Namun sayangnya, petani tetap memilih menggarap sawah, padahal musim kemarau akan berlangsung lebih lama tahun ini. “Banyak petani yang menggantungkan faktor keberuntungan,” ujarnya.

Dinas Pertanian Jawa Tengah sebenarnya sudah memberikan penyuluhan kepada petani untuk menghindari kerugian akibat puso. Melalui surat keputusan kepala daerah, petani diberi tahu tentang sistem pola tanam dan pemilihan komoditas pada musim kering.

Kerugian yang diderita petani akibat puso ini bisa lebih dari Rp 350 miliar. Pada awal bulan, Dinas Pertanian Jawa Tengah menyatakan 1 hektare sawah mampu menghasilkan 5,8 ton gabah. Adapun 1 kilogram gabah kini dihargai Rp 4.600. Dengan luas sawah yang puso mencapai 6.578 hektare, kerugian petani mencapai Rp 175 miliar.

Saat ini lahan tanaman padi di Jawa Tengah tercatat seluas 1,77 juta hektare. Adapun hingga awal Agustus, Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah menyebutkan stok beras di masyarakat masih sebesar 1,9 juta ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi beras di Jawa Tengah mencapai 242 ribu ton. Tahun ini, Jawa Tengah diperkirakan masih surplus beras sebanyak 2,8 juta ton.

Pemerintah saat ini tengah mengupayakan agar puso tidak semakin meluas, terutama di lahan-lahan tadah hujan yang mencapai 998 ribu hektare. Sejumlah embung dan sumur lapang akan dibuat di sejumlah daerah yang dinilai rawan kekeringan. Salah satunya di Kabupaten Grobogan, yang dibangun seribu sumur lapang.

“Sumur lapang itu dilengkapi resapan untuk menampung hujan yang bisa digunakan untuk menanam tanaman palawija saat kemarau,” tutur Heru.

Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Sony Heru Priyanto mengatakan pemerintah tidak punya sistem yang mampu mengantisipasi kemungkinan terjadinya gagal panen. “Ke depan perlu disusun kebijakan antisipasi kekeringan dan banjir dari hulu,” ucap Sony.

Sony menyarankan upaya mengatasi kekeringan tak hanya dengan membuat sumur resapan, tapi juga dengan taktik penyesuaian penanaman varietas baru padi yang bisa beradaptasi dengan musim kering. “Ada satu varietas padi jenis baru yang ditemukan oleh Universitas Soedirman. Itu bisa digunakan,” ujarnya.

EDI FAISOL

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

38 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

44 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

50 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya