Mengapa Tayangan Berita di Indonesia Tak Menggugah Penonton?

Reporter

Senin, 24 Agustus 2015 08:22 WIB

Seorang anak memakai kardus berbentuk tv, saat pawai peluncuran tv komunitas Bandorasa Wetan TV di Balai Desa Bandorasa Wetan, Kuningan, Jawa Barat. Sabtu 31 Januari 2015. Melalui Tv Komunitas Desa yang beradius 2 km ini diharapkan, masyarakat dapat menciptakan tayangannya sendiri, tentang kegiatan sehari-hari dan memelihara lokalitas potensi yang terdapat pada desa mereka. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Kediri - Wilma Van Der Maten, seorang jurnalis televisi asal Belanda, mengatakan teknik pengambilan gambar oleh jurnalis televisi Indonesia terlalu kering dan kaku hingga tak menggugah emosi penonton. “Karena kalian tidak menggunakan perasaan saat mengambil gambar,” kata Wilma di Combi Café Jalan Soekarno Hatta Kediri, Sabtu, 22 Agustus 2015.

Wilma mengatakan pengambilan gambar di lapangan yang terikat pada pakem dan aturan yang ditetapkan perusahaan televisi telah membunuh sensitivitas jurnalis. Hal ini membuat pola pengambilan gambar menjadi monoton dan cenderung membosankan. Padahal, informasi maupun pesan yang harus disampaikan kepada masyarakat sangat besar dan berbobot.

Dalam forum workshop Video Journalism yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bekerja sama dengan Federatie Nederlandse Vakbeweging (FNV) di Combi Café Kediri tersebut, jurnalis diminta membuat persiapan yang matang sebelum turun ke lapangan.

Memiliki pengalaman kerja lebih dari 24 tahun di berbagai medan perang di berbagai negara, Wilma menggugah kesadaran para jurnalis televisi Indonesia untuk keluar dari pakem. Dia menguraikan pengambilan gambar yang bagus dan hidup selalu diawali dengan interaksi dan informasi yang banyak tentang narasumber. “Jangan terlalu banyak narasi karena ini televisi, bukan Koran,” kata Wilma.

Kebiasaan menyodorkan kamera kepada orang asing menjadi kelemahan jurnalis tanah air hingga meloloskan momentum penting yang seharusnya lebih hidup. Hal ini kerap terjadi saat mewawancara orang yang tertimpa musibah dengan pertanyaan bodoh seperti, ”Bagaimana perasaan Anda saat ini,” dengan berharap sang narasumber akan menjawab dengan untaian air mata.

Wilma menekankan bahwa tak semua peristiwa harus tergambar secara vulgar. Interaksi yang bagus dan panjang dengan narasumber akan membawa jurnalis pada momentum kesedihan secara natural. Pada kasus di atas, juru kamera bisa merekam adegan di mana sang narasumber melakukan aktivitas hariannya dengan sedih. Di sinilah kepekaan jurnalis dibutuhkan untuk merekam ekspresi kesedihan tanpa harus dijelaskan dengan wawancara dan narasi.

Ketua Panitia Workshop Fedho Pradistya mengatakan pelatihan ini menjadi salah satu upaya meningkatkan kapasitas jurnalis televisi menghadapi perdagangan bebas ASEAN. Dia berharap para jurnalis khususnya anggota AJI bisa mengikuti dinamika perkembangan televisi internasional untuk meningkatkan nilai tawar kepada perusahaan tempatnya bekerja atau perusahaan asing. “Ini penting karena pelatihan dari perusahaan nyaris tak ada,” katanya.

Pelatihan ini diikuti lebih dari 30 jurnalis televisi dari Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Malang, Banyuwangi, Ponorogo, dan Madiun. Diharapkan usai mengikuti pelatihan ini mereka bisa meningkatkan kualitas pengambilan gambar di lapangan.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

MUI dan Lembaga Penyiaran Sepakati Isi Ramadan dengan Tayangan Berkualitas

7 Maret 2023

MUI dan Lembaga Penyiaran Sepakati Isi Ramadan dengan Tayangan Berkualitas

MUI mengajak lembaga penyiaran untuk mengisi Ramadan dengan konten tayangan yang berkualitas, seperti memperbanyak muatan pendidikan, dan dakwah

Baca Selengkapnya

MUI Pantau Tayangan TV Saat Ramadan

7 April 2022

MUI Pantau Tayangan TV Saat Ramadan

MUI akan memantau seluruh tayangan dan memberikan catatan bagi mereka yang tidak menunjukkan pesan pencerahan.

Baca Selengkapnya

KPI DKI Minta Para Ustad Kritisi Tayangan Televisi

5 Desember 2021

KPI DKI Minta Para Ustad Kritisi Tayangan Televisi

Ketua KPID Provinsi DKI Jakarta menilai para mubalig bisa mengarahkan masyarakat agar memperoleh manfaat saat menonton televisi

Baca Selengkapnya

Gandeng TvN Movies dan Celestial Movie, Klik Film Putar Film Korea dan Mandarin

19 September 2020

Gandeng TvN Movies dan Celestial Movie, Klik Film Putar Film Korea dan Mandarin

Untuk menikmati semua film-film hits dari TvN Movies dan Celestial Movie, pelanggan Klik Film tidak perlu melakukan penambahan biaya.

Baca Selengkapnya

Tayang di Viu, 3 Drama Korea dan Jepang Terbaru Ini Bisa Temani Masa PSBB

17 September 2020

Tayang di Viu, 3 Drama Korea dan Jepang Terbaru Ini Bisa Temani Masa PSBB

Viu menayangkan tiga drama baru yang bisa menemani Anda selama masa PSBB ini. Intip bocoran ceritanya.

Baca Selengkapnya

5 Drama Asia Pengisi Libur Akhir Pekan, Salah Satunya Dibintangi Jerry Yan

15 Agustus 2020

5 Drama Asia Pengisi Libur Akhir Pekan, Salah Satunya Dibintangi Jerry Yan

Sederet aktor terkenal Asia, seperti Jerry Yan, Park Hae Soo, dan Takuya Kimura siap menghibur dengan cerita drama romantis, misteri, dan komedi.

Baca Selengkapnya

Pertontonkan Koleksi Barang Mewah Helena Lim, Silet Kena Semprit KPI

6 Agustus 2020

Pertontonkan Koleksi Barang Mewah Helena Lim, Silet Kena Semprit KPI

Program infotainment Silet dapat teguran tertulis dari KPI karena menanyangkan koleksi barang mewah milik Helena Lim beserta penyebutan harganya.

Baca Selengkapnya

Critics Choice Real TV Awards 2020 Didominasi Tayangan Netflix

30 Juni 2020

Critics Choice Real TV Awards 2020 Didominasi Tayangan Netflix

Secara keseluruhan, Netflix memenangkan delapan penghargaan Critics Choice Real TV Awards 2020.

Baca Selengkapnya

Brownis Kena Sanksi KPI Pusat, Dilarang Tayang untuk Sementara

3 April 2020

Brownis Kena Sanksi KPI Pusat, Dilarang Tayang untuk Sementara

Salah satu kesalahan Brownis yang membuatnya kena sanksi dari KPI Pusat adalah karena menjadikan pernikahan kakek dan gadis 16 tahun sebagai candaan.

Baca Selengkapnya

Warganet Kecam Brownis, Kakek Nikahi Gadis 16 Tahun Jadi Candaan

25 Maret 2020

Warganet Kecam Brownis, Kakek Nikahi Gadis 16 Tahun Jadi Candaan

Warganet meminta KPI menindak tegas tayangan Brownis Trans TV yang menjadikan pernikahan anak di bawah umur sebagai candaan.

Baca Selengkapnya