Polisi Menyerah Soal Bentrokan TNI Vs Warga di Urut Sewu

Reporter

Editor

Anton Septian

Minggu, 23 Agustus 2015 13:55 WIB

Ribuan petani kawasan Urut Sewu menggeruduk gedung DPRD Kebumen, Jawa Tengah, 8 Juli 2015. TNI AD telah melakukan pemagaran di lahan konflik sepanjang 22,5 kilometer dan lebar 500 meter untuk latihan militer. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Kebumen - Kepala Kepolisian Resor Kebumen Ajun Komisaris Besar Faizal sudah meminta pemerintah Kebumen untuk segera menyelesaikan akar konflik tanah di kawasan Urut Sewu Kebumen. Penyelesaian masalah diminta untuk diselesaikan di tingkat pemerintah pusat.

"Saya pusing dengan kejadian ini. Kalau akar masalahnya tidak segera diselesaikan, bentrokan akan terus terjadi," kata Faizal saat dihubungi Tempo, Minggu, 23 Agustus 2015.

Bentrokan antara TNI dan petani kembali terjadi di Desa Wiromartan Kecamatan Mirit, Sabtu pagi. Belasan petani mengalami luka parah karena digebuk tentara bersenjata lengkap.

Ia mengatakan, sudah mendapat instruksi dari Kapolda Jawa Tengah untuk mengambil langkah antisipasi agar bentrokan tak terrulang. Kapolda, kata dia, meminta agar masyarakat tak melakukan tindakan anarkis. Selain itu TNI juga diminta untuk tidak melakukan tindakan kekerasan. "Polisi yang jaga juga jangan pakai kekerasan," katanya.

Menurut Faizal, polisi dalam posisi dilema. Aksi protes masyarakat dilakukan di fasilitas TNI. Saat aksi masyarakat menghadang pemagaran lahan oleh TNI, kata dia, polisi juga melakukan penjagaan, tapi di luar. Mereka diminta berjaga di luar karena TNI sudah menyiapkan pasukan sendiri.

Menurut dia, konflik yang mulai memanas tahun 2010 itu, harus segera diselesaikan. Badan Pertanahan Nasional, kata dia, juga harus segera diselesaikan. "Bagaimana agar petani bisa bertani dan TNI bisa latihan. Saling menjaga diri," katanya.

Sekretaris Daerah Kebumen, Adi Pandoyo mengaku menyayangkan kejadian itu. "Kalau bisa menahan diri, kejadian itu tidak akan terjadi," katanya.

Koordinator Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS), Seniman, mengatakan korban kekerasan yang dilakukan oleh TNI kini masih di rumah sakit. Sembilan warga tersebut salah satunya adalah Kades Wiromartan, Widodo Sunu Nugroho. "Kalau ditotal semua korban yang kami data ada 17 warga yang alami luka-luka, selebihnya kami tidak mengetahuinya," katanya.

Ia mengatakan, saat ini Widodo tidak bisa dihubungi. Telepon seluler Widodo dirampas TNI saat aksi. Seniman sendiri lari dari kejaran TNI.

Tak hanya itu, kata Seniman, dari 17 warga yang luka tersebut, satu di antaranya bernama Sri Rohani yang sedang hamil empat bulan. Sri yang berasal dari Desa Wiromartan tersebut saat ini mendapat perawatan intensif di Puskesmas Mirit. "Ia mendapat tendangan dan pukulan di bagian perut bawah, saat ini kondisinya masih kesakitan dan dirawat di puskesmas," kata Seniman.

Seniman mengatakan, sekitar 150 petani di kawasan Urutsewu melakukan aksi penolakan pemagaran yang dilaksanakan di Desa Wiromartan. Dalam aksi tersebut, warga yang sejak pagi berkumpul di lahan pertanian yang diklaim milik TNI AD dijaga oleh petugas bersenjata.

Aksi yang dilakukan warga tersebut merupakan rentetan dari aktivitas pemagaran yang dilaksanakan di kawasan Urutsewu sepanjang 23 kilometer dengan lebar 500 meter yang membentang di 15 desa di tiga kecamatan. Saat ini pemagaran dilaksanakan di Desa Wiromartan yang baru mencapai 300 meter.

Seniman menambahkan, suasana saat ini di Urut Sewu masih mencekam. Ada beberapa tentara yang berjaga di sekitar lokasi, dan pemagaran tetap berlangsung. Ia meminta pertanggungjawaban Presiden sebagai panglima tertinggi TNI atas peristiwa ini. "Seharusnya persoalan ini dibawa ke ranah hukum. Karena seharusnya negara memberikan rasa aman, tetapi yang ada malah tidak memberikan rasa aman bagi warganya," katanya.

Komandan Distrik Militer 0709 Kebumen, Letnan Kolonel Infanteri Putra Widya Winaya membantah anggotanya sengaja melukai petani Urut Sewu Kebumen. TNI AD hanya melakukan penjagaan pemagaran di lahan konflik itu.

"Memang ada dorong-dorongan. Ada yang luka karena dorong-dorongan," kata Putra, saat dihubungi.

Bentrokan kembali pecah di tanah Urut Sewu Kebumen. Petani yang menolak pemagaran lahan konflik, digebuk tentara bersenjata lengkap. Empat menderita luka berat dan belasan lainnya mengalami luka ringan.

Putra mengatakan, TNI hanya melaksanakan program pemerintah untuk membuat pagar di Urut Sewu. Lahan tersebut selama ini dijadikan tentara untuk latihan militer.

Menurut dia, petani memaksa menghentikan pemagaran sehingga TNI terpaksa menghentikan aksi mereka. Ia menambahkan, TNI sudah melakukan sosialisasi dan memberi ganti rugi terhadap tanaman petani yang terkena pemagaran. "Kami tidak ingin melukai masyarakat," katanya.

Ia mengatakan, tidak ada benturan antara masyarakat dengan TNI. Bentrokan tersebut dinilai terjadi karena ada provokasi pihak ketiga. "Masyarakat ikut karena terpaksa dan takut," katanya.

Saat ini di Lembupurwo sudah dua kilometer yang dipagar. Sedangkan di Wiromartan baru berjalan 300 meter.

Ia menambahkan, pada pertemuan 18 Agustus lalu, TNI dan masyarakat sudah sepakat untuk tidak melakukan aksi. Selain itu, TNI dan masyarakat juga diminta menunjukkan sertifikat paling lambat tanggal 14 September ke Pemerintah Kabupaten Kebumen. "Sudah ada kesepakatan tidak ada demo, tapi tetap dilanggar," katanya.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya