Pansel Pimpinan KPK (kiri-kanan), Pansel Natalia Subagyo, Yenti Garnasih, Destry Damayanti, dan Supra Wimbarti memberikan keterangan pers di sela seleksi tahap ketiga calon Pimpinan KPK di Jakarta, 27 Juli 2015. Seleksi tahap III ini terdiri dari ujian psikotes, simulasi, diskusi kelompok, wawancara dan presentasi. TEMPO/M Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Destry Damayanti mempertimbangkan temuan dari Indonesia Corruption Watch (ICW), yang menelusuri adanya sepuluh orang calon pimpinan KPK yang dianggap tak layak.
Menurut Destry, penelusuran yang dilakukan ICW bisa menjadi pertimbangan bagi Panitia Seleksi dalam meloloskan calon pimpinan KPK. "Tentunya kami sangat mengapresiasi dan juga kami akan mempertimbangkan temuan dari ICW," kata Destry, saat dihubungi, Ahad, 23 Agustus 2015. "Karena penelusuran yang dilakukan ICW juga bagian dari apresiasi masyarakat."
Destry enggan menyebut siapa nama sepuluh orang capim KPK tak layak versi ICW. Yang jelas, kata dia, Panitia Seleksi akan mencocokan data dari ICW dengan hasil penelusuran tim independen. "Agar Pansel menghasilkan capim yang berkualitas."
Sebelumnya, ICW menyerahkan sepuluh nama calon pimpinan KPK yang dianggap tak layak. Sepuluh nama itu dianggap tak layak dari sisi integritas, akademik, dan administratif. Koordinator ICW Bidang Investigasi Febri Hendri mengatakan lembaganya menelusuri rekam jejak 19 calon pimpinan KPK sejak tiga pekan lalu. Hasilnya, kata Febri, ditemukan sepuluh nama calon pimpinan KPK bermasalah dengan 23 temuan.