Kisah Sultan: Bertemu Roro Kidul di Parangkusumo? (4)

Reporter

Sabtu, 22 Agustus 2015 06:46 WIB

Lukisan Nyai Roro Kidul. (nyairorokidul.com)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Malam sebelum upacara labuhan ageng digelar, Sultan Hamengku Buwono IX bersama Mbah Maridjan-kuncen Gunung Merapi-mendatangi Raden Panewu Surakso Tarwono yang sedang bersemadi di Cepuri. Upacara labuh sesaji yang didakan delapan tahun sekali ini kerap dikaitkan dengan pemberian saji untuk Nyai Rara Kidul, "penguasa" pantai selatan.

Konon, petilasan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta, yang menghadap persis ke laut selatan ini menjadi tempat bersua para raja Jawa dengan Nyai Roro Kidul. Pada malam bulan Oktober medio 1980-an itu, Sultan datang ke Cepuri mengenakan baju kebesaran raja lengkap dengan panunggul alias mahkota. Artinya, kedatangannya lebih dari sekadar menemui si juru kunci Parangkusumo.


Baca juga:
Sengit, Giliran Ahok Tantang Rizal: Bongkar Saja Rumah Saya!
Siswa SD Ini Berani Tolak Mentah-mentah Sepeda Hadiah Jokowi


Sultan ingin "membangunkan" Surakso dari semadinya sekaligus memastikan satu hal: labuhan mendapat restu dari Ratu Kidul."Ngarso Dalem hanya datang sebentar dan pergi setelah memberi dawuh," ujar Ali Sutanto, anak Surakso, menirukan ucapan mendiang bapaknya.

Tak ada yang tahu ke mana tujuan Sultan setelah itu. "Menghilang begitu saja." Yang jelas, Surakso langsung menyiapkan penyambutan arak-arakan sesaji yang akan dibawa dari Keraton Yogyakarta ke Cepuri sebelum dilarung ke laut selatan.

Bagi raja-raja Jawa, labuhan bukan sembarang upacara. Ritual itu berakar jauh pada kepercayaan tentang apa yang terjadi pada masa lalu. Alkisah, setelah mengalahkan Arya Penangsang, Panembahan Senopati mendapatkan Alas Mentalok, hutan di tenggara Yogyakarta (sekarang daerah Banguntapan). Tapi hutan lebat itu dihuni banyak makhluk halus. Untuk mengusir mereka, ia pun meminta bantuan Nyai Roro Kidul, yang bersinggasana di laut selatan.


Baca juga:Calon Dokter Usia 14 Tahun di UGM: Dia Bisa Gagal Jika...

Mujarab. Para penunggu itu akhirnya dapat diusir. Imbalannya, pendiri Kerajaan Mataram Islam itu berjanji melabuhkan serangkaian sesaji ke laut selatan sebagai balasan untuk sang Ratu. Pakaian wanita Jawa lengkap, pakaian lama Sultan, belasan kain mori berbeda jenis, potongan rambut dan kuku raja, kembang setaman, kemenyan, minyak wangi, daun sirih, serta aneka buah-buahan dan jajanan pasar dilarung setiap tahun.

Sejak itu mitos ini terus-menerus dinarasikan hingga lambat-laun melekat pada setiap sosok raja yang bertakhta. Tak terkecuali Sultan HB IX.

TIM TEMPO


Selanjutnya Baca:
Kisah Sultan: Saat Bertemu Nyi Kidul pada Bulan Purnama (1)
Kisah Sultan: Saksi Lihat Dia Masuk Laut Pakai Mobil (2)
Kisah Sultan: Kisah Keris dan Bisikan Gaib Soal Belanda (3)
Kisah Sultan: Kerata Tanpa Kusir Itu Seolah Ada Pengendali (5)


Advertising
Advertising


Berita terkait

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

10 jam lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

11 jam lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

3 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

8 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

16 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

19 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

24 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

25 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

31 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

34 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya