Gara-gara Kutu, 27 Santriwati Pamekasan Keracunan
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Selasa, 18 Agustus 2015 04:19 WIB
TEMPO.CO, Pamekasan - Sebanyak 27 santriwati Pondok Pesantren An-Nasyiin, Desa Grujugan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengalami keracunan massal setelah mengikuti upacara kemerdekaan, Senin, 17 Agustus 2015. Keracunan tersebut bukan karena hidangan yang disantap, melainkan oleh kutu rambut.
Nasiruddin, pengurus Pondok Pesantren An-Nasyiin, mengatakan keracunan itu bermula setelah mengikuti upacara bendera di dalam pesantren. Sebanyak 27 santri putri yang tinggal dalam satu asrama itu sepakat mengumpulkan sumbangan untuk membeli obat pembasmi serangga bermerek Lennate. Obat itu, ucap dia, akan digunakan untuk membasmi kutu pada rambut mereka.
"Jadi beberapa santri itu kutuan. Karena takut menular, semuanya nekat menuangkan cairan pembasmi serangga ke rambut mereka, supaya kutunya mati," ujarnya saat dimintai konfirmasi, Senin.
Setelah cairan diusapkan merata pada masing-masing rambut, para santri bergiliran mandi dan keramas. Saat itulah, tutur Nasiruddin, tidak hanya kutunya yang mati, aroma kuat obat tersebut membuat para santri merasakan mual dan pusing. "Mereka tidak tahu bahayanya obat itu. Hanya coba-coba buat basmi kutu," tuturnya.
Sementara itu, dokter Aprilia Romdiana dari Rumah Sakit Paru Pamekasan memastikan Lennate yang digunakan para santri adalah obat pembasmi hama tembakau. Penyebab keracunan, kata dia, bukan karena terminum atau termakan, melainkan terhirup melalui inhalasi. "Lima dari sembilan pasien yang kami rawat harus rawat inap selama tiga hari. Kami ingin pastikan paru-paru terinfeksi racun atau tidak," ucapnya.
Namun sejauh ini, ujar Aprilia, kondisi semua pasien stabil. Mual, pusing, dan muntah sudah tidak dialami para pasien. "Kalau sudah bisa minum dan makan, kita pulangkan," tutrnya.
Selain di Rumah Sakit Paru, 16 santri dirawat di Puskesmas Tlanakan dan 2 lain dirawat di Rumah Sakit Umum Slamet Martodirdjo, Pamekasan. Hingga saat ini, keracunan tersebut belum menimbulkan korban jiwa.
MUSTHOFA BISRI