Apa Arti HUT Kemerdekaan RI Ke-70 bagi Masyarakat Samin?

Reporter

Senin, 17 Agustus 2015 13:53 WIB

Komunitas Orang Samin di depan Istana Negara, Jakarta. Merdeka.com

TEMPO.CO, Bojonegoro - Hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 punya arti tersendiri bagi masyarakat Samin--paham yang mengajarkan anti-kapitalisme pada masa penjajahan--di Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Bagi masyarakat Samin, rakyat desa yang makmur adalah harapan masyarakat Indonesia. “Rakyat tentram, adil, dan makmur,” ujar Bambang Sutrisno, 34 tahun, warga Samin, kepada Tempo, Senin, 17 Agustus 2015.

Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, berlokasi sekitar 72 kilometer barat daya Kota Bojonegoro dan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi. Lokasinya berada di pinggir hutan jati dan pinggir Sungai Bengawan Solo. Di perkampungan ini, terdapat 217 kepala keluarga atau sekitar 1.200 jiwa.

Bambang Sutrisno adalah bungsu dari tujuh bersaudara anak Hardjo Kardi, 81 tahun, keturunan garis ketiga pendiri ajaran Samin, yaitu Raden Kohar alias Samin Surosentiko, tokoh penentang penjajah Belanda tahun 1800-an. HUT kemerdekaan RI ke-70, bagi dia, adalah momentum membangkitkan semangat masyarakat di desa agar terus mengabdi kepada negara. Bisa dengan memajukan ekonomi lewat pertanian lewat berdagang atau menjadi abdi negara yang bermartabat.

Menurut Bambang Sutrisno, seperti yang dipesankan Hardjo Kardi (orang tuanya), ajaran Samin itu sangat merakyat dan mudah diterapkan. Misalnya, terkait dengan bermasyarakat, ada ungkapan seperti sami-sami sapodo saduluran (manusia bisa terus bersaudara dengan tidak membedakan status sosial). Ada juga ajaran hidup bermasyarakat, jujur, serta tidak punya sifat merampas harta dan hak orang lain. Sedangkan ajaran yang kerap disampaikan adalah tentang nilai keadilan, kebersamaan, dan kesetaraan.”Ini pesan bapak saya sebagai penerus ajaran Samin,” ucapnya.

Di Kecamatan Margomulyo, pada Minggu malam, 16 Agustus 2015, digelar malam tasyakuran. Acara itu dihadiri petinggi kecamatan tersebut, Kepolisian Sektor Margomulyo, dan Komando Rayon Militer Margomulyo. Hadir pula tokoh Samin dari Margomulyo, yaitu Mbah Hardjo Kardi. “Pesan Mbah Hardjo: sederhana, guyub rukun, dan gotong-royong,” ujar Kepala Desa Margomulyo Nuryanto kepada Tempo, Senin, 17 Agustus 2015.

Menurut Nuryanto, meski sudah masuk kategori sepuh, semangat kebersamaan Mbah Hardjo Kardi tetap kuat dan utuh. Misalnya, pada usia tua, pria yang lahir tahun 1934 ini masih bisa berkarya. Dari membuat gamelan/karawitan sendiri hingga membantu pengairan air dari Sungai Bengawan Solo ke ke sawah. Hardjo Kardi awalnya buta huruf. Namun dia dianugerahi otak cerdas. “Karya beliau banyak,” tuturnya.

SUJATMIKO



Berita terkait

3 Abad Lebih Kabupaten Bojonegoro, Ini Deretan 7 Kuliner Khasnya Wajib Dicicipi

21 Oktober 2023

3 Abad Lebih Kabupaten Bojonegoro, Ini Deretan 7 Kuliner Khasnya Wajib Dicicipi

Kabupaten Bojonegoro punya hari jadi pada 20 Oktober 1677 silam, atau genap berusia 346 tahun. Ini kuliner yang wajib dicicipi jika mengunjunginya.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Bojonegoro Menapaki 346 Tahun, Berikut 6 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

20 Oktober 2023

Kabupaten Bojonegoro Menapaki 346 Tahun, Berikut 6 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

Kabupaten Bojonegoro juga memiliki sejarah, kuliner, dan sumber daya alam melimpah yang banyak dijadikan sebagai obyek pariwisata.

Baca Selengkapnya

Samin Surosentiko Berjuang Menolak Pajak, Pengamat Sayangkan Pejabat Malah Mangkir Bayar Pajak

17 Maret 2023

Samin Surosentiko Berjuang Menolak Pajak, Pengamat Sayangkan Pejabat Malah Mangkir Bayar Pajak

Eko Prasetyo menyebut Samin Surosentiko berjuang dengan menolak membayar pajak pada zaman kolonial. Namun, pejabat pajak hari ini justru mangkir membayar pajak.

Baca Selengkapnya

Samin Dulu Berjuang Menolak Pajak Zaman Kolonial, Bagaimana Sikap Kaum Samin Kini?

17 Maret 2023

Samin Dulu Berjuang Menolak Pajak Zaman Kolonial, Bagaimana Sikap Kaum Samin Kini?

Samin Surosentiko masyhur sebagai tokoh petani yang berjuang melawan Belanda dengan menolak membayar pajak. Bagaimana sikap kaum Samin kini?

Baca Selengkapnya

Sejarawan JJ Rizal Ungkap Kunci Menghidupkan Saminisme, Gerakan Menolak Pajak Zaman Kolonial

17 Maret 2023

Sejarawan JJ Rizal Ungkap Kunci Menghidupkan Saminisme, Gerakan Menolak Pajak Zaman Kolonial

Sejarwan JJ Rizal mengungkapkan gerakan Samin dapat bangkit kembali jika berangkat dari pertanyaan aktual tentang kegelisahan petani hari ini.

Baca Selengkapnya

Bulog Gandeng Pemkab Bondowoso dan Bojonegoro Ciptakan Ekosistem Pangan Kondusif

3 November 2022

Bulog Gandeng Pemkab Bondowoso dan Bojonegoro Ciptakan Ekosistem Pangan Kondusif

Kerja sama ini terkait penyediaan, pendistribusian dan stabilisasi produk pangan di dua wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Akan Bantu Pengurusan Haji Penjaga SD yang Uangnya Rusak Dimakan Rayap

14 September 2022

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Akan Bantu Pengurusan Haji Penjaga SD yang Uangnya Rusak Dimakan Rayap

Wali Kota Solo berjanji akan membantu pengurusan pendaftaran haji penjaga SD yang uangnya rusak dimakan rayap.

Baca Selengkapnya

Tabungan Haji Pasangan Suami Istri Penjaga SD di Solo Senilai Rp 50 Juta Raib Dimakan Rayap

14 September 2022

Tabungan Haji Pasangan Suami Istri Penjaga SD di Solo Senilai Rp 50 Juta Raib Dimakan Rayap

Pasangan suami istri penjaga SD di Solo kehilangan uang Rp 50 juta yang merupakan tabungan haji. Uang itu dimakan rayap.

Baca Selengkapnya

Bojonegoro Bangun Patung Pendiri Ajaran Samin, Samin Surosentiko

30 Agustus 2019

Bojonegoro Bangun Patung Pendiri Ajaran Samin, Samin Surosentiko

Tugu Samin Surosentiko berada tak jauh dari rumah Hardjo Kardi, 85 tahun, generasi keempat Samin.

Baca Selengkapnya

Melestarikan Ajaran Samin dalam Sebuah Festival di Bojonegoro

27 September 2018

Melestarikan Ajaran Samin dalam Sebuah Festival di Bojonegoro

Warga komunitas Samin di Bojonegoro menggelar Festival Samin di Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, 23-27 September

Baca Selengkapnya