Pasangan bakal calon walikota dan calon wakil walikota, Rasiyo (kiri) dan Dhimam Abror Djuraid (kanan) saat akan mendaftar dan melakukan verifikasi berkas pendaftaran Pilkada 2015 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, 11 Agustus 2015. Pasangan yang di usung oleh koalisi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat. FULLY SYAFI
TEMPO.CO, Surabaya - Calon Wali Kota Surabaya, Rasiyo, mengungkap bagaimana dia akhirnya muncul dan ‘berani’ menantang inkumben Tri Rismaharini. Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur 2009-2013 itu dipasangkan oleh Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Ketua Harian KONI Jawa Timur Dhimam Abror. Pasangan ini menggantikan komposisi sebelumnya Abror-Haries Purwoko yang berakhir berantakan.
Rasiyo mengaku sebenarnya telah ‘dipersiapkan’ sejak 2013 oleh bosnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang juga Ketua Partai Demokrat Jawa Timur. Beberapa partai lain bahkan diklaim pernah meliriknya di masa awal pilkada tahun ini. “Tapi waktu itu belum ada perintah langsung dari Demokrat. Demokrat ya Pakde, Pakde ya gubernur,” katanya ketika berkunjung ke Kantor Biro Tempo Jawa Timur di Surabaya, Kamis 13 Agustus 2015.
Rasiyo sendiri menganggap dirinya dibutuhkan karena sudah cukup dikenal publik di Kota Surabaya dan memiliki pengalaman panjang berada di birokrasi pemerintahan. Dia menyebut dirinya adalah lawan sepadan untuk Risma. “Karena kalau saya tidak, kemudian yang diajukan orang lain, nanti kesannya akan dagelan lagi,” katanya.
Adapun Risma, menurutnya, bukanlah tanpa kelemahan dalam pemilihan nanti. “Beliau itu biasanya kalau ada masalah menghadapnya ya sama saya waktu saya sekdaprov,” kata dia lagi.
Atas alasan itu semua dia bersedia ketika diminta mencalonkan diri oleh Partai Demokrat. Dia berjanji akan all out seperti halnya yang dijanjikan partai pengusung kepadanya. Keluarga juga dipastikannya ikut mendukung.
“Kami akan berjuang di waktu yang terbatas ini, tapi bagi saya semua kehidupan adalah hal yang misteri, dan hanya Yang Maha Kuasa yang tahu,” kata dia sambil meyakinkan bahwa kemunculan namanya bisa mempengaruhi keputusan sebagian warga Surabaya saat memilih nanti