FEATURE: Mencegah Penyelundupan di Tengah Laut  

Reporter

Editor

Anton Septian

Kamis, 13 Agustus 2015 09:20 WIB

Kapal tanker mengisi BBM di pelabuhan pengolahan minyak mentah di Refinery Unit (RU-5), Balikpapan, Kalimantan Timur. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO - LETNAN Dua Ayub Prakoso dan Letnan Satu Ali Siwasiwan kaget bukan main ketika menaiki kapal motor Sinar Purnama di perairan Tarakan, Kalimantan Utara, pertengahan Juli lalu. Bak kapal hantu, tak ada orang di dalam kapal berkelir biru dan berkarat itu. Di dalam kabin, barang-barang berserakan seperti ditinggalkan terburu-buru. Di lambung kapal sepanjang 44 meter itu tersimpan berton-ton semen.

Berdasarkan informasi satelit Badan Keamanan Laut, kapal pengangkut barang itu sudah lego jangkar di tengah laut Tarakan sejak beberapa pekan sebelumnya. Tak ditemukan dokumen di kapal berbobot 450 gross ton itu.

Komandan Pangkalan TNI AL Tarakan, Kolonel Aries Cahyono, lantas menyerahkan temuan kapal ke Polisi Air dan Udara Polda Kalimantan Timur. “Penyelidikan selanjutnya dilakukan oleh Polda Kaltim,” kata Aries ketika dihubungi Tempo, Selasa, 11 Agustus 2015.

Badan Keamanan Laut berhasil mengendus KM Sinar Purnama berbekal sistem satelit pemantau kapal milik mereka. Berbekal sistem tersebut, Badan Keamanan Laut dapat memantau lebih dari 11 ribu kapal berbagai jenis yang berlayar di perairan Indonesia.

Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut Laksamana Pertama (Maritim) Dicky Rezady Munaf mengaku berfokus mengawasi kapal-kapal yang sengaja berdiam lama di satu titik lokasi di tengah laut. Sebab, sangat aneh jika kapal sengaja berdiam selama berhari-hari di tengah laut. Dicky menduga kuat kapal itu melakukan transaksi atau kegiatan ilegal. “Termasuk kapal semen di Tarakan, bisa saja sengaja menjual semen secara ilegal.” kata Dicky kepada Tempo, Selasa pekan lalu.

Apa yang dilakukan Badan Keamanan Laut itu adalah salah satu upaya mereka untuk menghadang penyelundupan barang di perairan tengah Nusantara, atau yang sering disebut Alur Laut Kepulauan Indonesia 2. Wilayah laut itu merupakan jalur lalu lintas internasional yang membentang dari Selat Lombok-Laut Flores-Selat Makassar-Laut Sulawesi. Setiap hari, satelit Badan Keamanan Laut memantau ribuan kapal kargo yang lalu-lalang di perairan tersebut. “Sayangnya kami tak bisa mendeteksi satu per satu isi kargo,” kata Dicky.

Badan Keamanan Laut juga mendeteksi puluhan pelabuhan tikus di sekitar Balikpapan, Palu, dan Makassar. Sesuai dengan makna konotasinya, pelabuhan itu menjadi tempat bongkar-muat kapal tak berizin. Pelabuhan-pelabuhan itu tak memiliki dermaga, walhasil kapal-kapal besar cukup lego jangkar di sekitar pantai. Proses bongkar muatan disalurkan menggunakan kapal kecil dan memakan waktu hingga dua hari. “Jika satelit kami temukan kapal kargo berdiam di situ selama beberapa hari, kemungkinan besar sedang memuntahkan barang ke pelabuhan tikus,” kata dia.

Selanjutnya >> Barang selundupan merusak harga di pasar lokal...


Berita terkait

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

5 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

13 hari lalu

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

15 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

20 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Divonis 6 Tahun Bui karena Selundupkan Kokain, Atlet Sepak Bola Quincy Promes Siap Banding

16 Februari 2024

Divonis 6 Tahun Bui karena Selundupkan Kokain, Atlet Sepak Bola Quincy Promes Siap Banding

Quincy Promes dalam pengadilan in absentia divonis hukuman enam tahun penjara sebuah skema penyelundupan kokain ke Belanda

Baca Selengkapnya

Polisi Spanyol Gagalkan Penyelundupan 8 Ton Kokain

13 Februari 2024

Polisi Spanyol Gagalkan Penyelundupan 8 Ton Kokain

Kepolisian menyita delapan ton kokain dalam sebuah wadah yang disamarkan sebagai genset. Ini adalah salah satu penangkapan kokain terbesar.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Batam Gagalkan Penyeludupan Minuman Beralkohol dari Singapura Senilai Hampir Rp 7 Miliar

1 Februari 2024

Bea Cukai Batam Gagalkan Penyeludupan Minuman Beralkohol dari Singapura Senilai Hampir Rp 7 Miliar

Sampai saat ini petugas Bea Cukai Batam terus melakukan pemeriksaan terhadap temuan penyelundupan minuman beralkohol itu.

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Sebut 70 Persen Tindak Kejahatan Berasal dari Laut

13 Januari 2024

Jaksa Agung Sebut 70 Persen Tindak Kejahatan Berasal dari Laut

Jaksa Agung mengatakan 13 lembaga yang memiliki kewenangan di laut, masih belum mampu menjaga perarian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Polemik Pengungsi Rohingya di Aceh Sejak November 2023

4 Januari 2024

Kontroversi Polemik Pengungsi Rohingya di Aceh Sejak November 2023

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh menuai polemik. Berikut beberapa catatan kontroversi penanganannya yang terjadi sejak November 2023

Baca Selengkapnya