HUT Kemerdekaan, 1.500 Aktivis Demokrasi Berkemah di Merapi

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 12 Agustus 2015 16:15 WIB

Anggota DPR Komisi III, Desmond J. Mahesa. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Sleman - Para aktivis demokrasi menggelar "Kemah Kedaulatan" di Bumi Perkemahan Lembah Merapi, Dusun Nganggring, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Sleman, 14-17 Agustus 2015. Jaringan aktivis Pro-Demokrasi itu menggunakan tenda merah-putih untuk memperingati dan memaknai 70 tahun Indonesia merdeka.

"Ini bertujuan untuk merajut solidaritas nasional. Mengurus Tanah Air yang sudah porak-poranda ini butuh kekuatan gerakan pro-demokrasi pasca-reformasi," kata Ketua Majelis ProDEM, Desmond Junaidi Mahesa, di Sleman, Selasa, 11 Agustus 2015.

Ia menambahkan, para peserta kemah ini berasal dari jaringan aktivis Pro-Demokrasi. Kemah ini menyasar peserta kalangan aktivis dari seluruh wilayah Indonesia yang memiliki kepedulian dalam memperjuangkan demokrasi di berbagai sektor. Di antaranya kalangan aktivis petani, buruh, nelayan, warga miskin kota, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat, seniman, pencinta alam, dan wartawan.

Selain itu, kegiatan ini melibatkan para alumnus Sekolah Politik Prodem, yang sudah mengikuti pendidikan di sembilan wilayah, meliputi Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Banten, Jawa Tengah/Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

Aktivis yang pernah diculik Tim Mawar pada 1998 itu menyatakan, dengan bertemunya banyak aktivis dalam Kemah Kedaulatan, diharapkan bisa tercetus ide untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Ide-ide itu akan dibuat dalam rangkuman dan dicetak menjadi buku.

Saat ditemui di lokasi kemah, ia menambahkan, meskipun Indonesia telah memiliki perlengkapan sendiri, lengkap dengan badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif, elite pemerintah belum menjalankan kewenangan sesuai dengan tujuan pendiri negara.

Begitu juga di bidang ekonomi, Indonesia masih terjajah meski kini bentuknya berupa neokolonialisme dan neoimperialisme. Meskipun sudah 70 tahun merdeka, kata dia, bangsa ini masih terjaga dalam bentuk lain.

Sedikitnya ada 200 tenda disiapkan untuk para peserta. Tenda kecil maupun besar sudah siap digunakan. Begitu pula panggung yang menjadi pusat lokasi acara. Untuk acara, selain diskusi, akan diadakan lomba-lomba buat memeriahkan tujuh belasan. Tak lupa, budayawan Emha Ainun Nadjib juga memeriahkan acara ini.

"Ini untuk menyambung silaturahim antar-para aktivis Pro-Demokrasi yang tersebar di seluruh Indonesia," kata dia.

Brotoseno, salah satu aktivis dan saat ini menjadi Komandan Tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan jalinan para aktivis ini perlu dipererat. Untuk memberi kontribusi kepada negara, mereka mempunyai posisi yang sangat strategis. "Untuk menguatkan komitmen membangun negara yang sudah karut-marut ini," katanya.

M. SYAIFULLAH

Berita terkait

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

29 Agustus 2015

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

Desa di Indonesia ini baru dialiri listrik setelah Republik Indonesia merdeka 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

25 Agustus 2015

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

Wanita berdarah Batak Karo, Anna Sembiring, bekerja di museum sejarah Yahudi terbesar di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

22 Agustus 2015

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

Sultan Syarif Abdurrachman Al-Kadrie, Raja Kesultanan Pontianak, mengatakan telah menyiapkan gelar khusus untuk Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

19 Agustus 2015

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

Pacuan kuda berhadiah total Rp 252 juta itu digelar hingga Ahad mendatang.

Baca Selengkapnya

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

19 Agustus 2015

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

Sejak usia tiga tahun, Felicia bersama saudaranya bermain upacara bendera dan dia paling sering berperan sebagai pembawa bendera.

Baca Selengkapnya

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

19 Agustus 2015

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

Maria Felicia Gunawan, siswi kelas XI SMAK Penabur Gading Serpong, terpilih membawa baki duplikat bendera pusaka saat upacara 17 Agustus di Istana.

Baca Selengkapnya

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

19 Agustus 2015

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

Juri tidak sepakat dengan keputusan Virzha ketika memberi warna pada gunung dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Baca Selengkapnya

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

19 Agustus 2015

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

Roy menganggap polisi seharusnya bisa membedakan pengawalan untuk urusan kenegaraan dan bukan.

Baca Selengkapnya

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

19 Agustus 2015

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

Kalla mengatakan bahwa peserta tak seharusnya membawa atribut organisasi yang dilarang dalam undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

18 Agustus 2015

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

JK mengatakan sikapnya saat upacara sama seperti Bung Hatta.

Baca Selengkapnya