TEMPO.CO, Surabaya- Pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana akhirnya mendapatkan calon penantang baru setelah pasangan penantang sebelumnya, Dhimam Abror-Haries Purwoko, batal maju. Penantang baru Risma-Whisnu kali ini adalah pasangan Rasiyo-Dhimam Abror yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional.
Meski tidak memiliki popularitas setinggi Risma, sejumlah kalangan yakin Rasiyo akan menjadi lawan berat Risma dalam Pilkada serentak 9 Desember nanti. “Selevel (dengan Risma). Pak Rasiyo kan memang kredibilitasnya bagus,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo, Selasa 11 Agustus 2015.
Rasiyo pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur. Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, selama itu Rasiyo menjalankan tugasnya dengan profesional. "Saya melihatnya seperti itu," kata Gus Ipul sapaan Syaifullah.
Menurut data yang dihimpun Tempo Rasiyo lahir di Madiun pada tanggal 17 Desember 1952. Rasiyo adalah seorang mantan guru dan sempat menjadi kepala sekolah di salah satu SMPN di Gresik dan Paciran. Ia kemudian menjadi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur sebelum kemudian diangkat menjadi Sekretaris Daerah Pemerintahan Provinsi Jatim. Pada 12 Agustus 2013 ia ditunjuk Gubernur Soekarwo untuk menjadi Pejabat Sementara Gubernur Jawa Timur selama dua minggu, Soekarwo yang cuti karena maju kembali pada Pemilihan Gubernur Jatim.
Dosen Universitas Airlangga Hari Fitrianto mengatakan bahwa pengalaman Rasiyo di birokrasi itu adalah senjata utama Rasiyo maju Menantang Risma. Rasiyo dinilai memiliki jaringan yang kuat di Surabaya. Sebagai seseorang mantan birokrat paling berpengaruh setelah Gubernur dan Wakil Gubernur, Rasiyo diprediksi akan sangat merepotkan Risma nanti.
Dengan penguasaan data yang dimiliki, Rasiyo bisa dengan mudah akan 'menyerang' Risma terkait permasalahan kota Surabaya selama dipimpin Risma. "Rasiyo seorang mantan birokrat yang mempunyai kemampuan penyediaan data yang sangat akurat. Sangat mungkin nanti digunakan sebagai 'senjata' saat kampanye," ujar dia. "Rasiyo bukan hanya seorang politisi tapi juga seorang birokrat yang tidak hanya omong saja tapi juga disertai dengan data."
Pasangan Rasiyo, bakal calon Wakil Wali Kota Dhimam Abror Djuraid, juga memiliki banyak kelebihan. Abror adalah mantan wartawan senior. Pria kelahiran Surabaya, 1 Agustus 1964 ini pernah menjabat Pimpinan Redaksi salah satu media besar di Surabaya. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur. Setelah pensiun sebagai wartawan, Abror sempat menjadi rektor di Akademi Wartawan Surabaya (AWS).
Saat Abror menjabat sebagai Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur. "Karena profesinya sebagai mantan wartawan dan Ketua PWI, ia banyak dikenal para pengusaha serta memiliki jaringan media yang akan menguntungkannya," ujar Hari.
Karena itu, menurut Hari, Rasiyo-Abror memiliki peluang menjadi lawan berat bahkan mengalahkan Risma-Whisnu. Meski begitu, Rasiyo-Abror juga memiliki sejumlah kelemahan. Kelemahan paling utama adalah persiapan mereka yang terlalu mepet. "Munculnya pasangan Rasiyo-Abror saat last minute, maka akan mempengaruhi elektabilitas mereka. Apalagi Risma sudah melakukan 'kampanye' selama lima tahun sebelumnya dengan terjun ke masyarakat," ujar Hari.
EDWIN FAJERIAL/ANANDA TERESIA