VOA Gelar Konferensi Keberagaman Di Bandung

Reporter

Senin, 10 Agustus 2015 22:32 WIB

Perdana Menteri Inggris David Cameron (tengah) bersama dengan tokoh agama dan para menteri saat pertemuan dengan tokoh serta cendekiawan muslim, di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, 28 Juli 2015. Dialog ini membicarakan kerukunan antar umat beragama serta upaya melawan ekstrimis yang sering menjadi pemicu konflik. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Bandung - Voice Of America (VOA) Indonesia mengadakan konferensi tahunan di Bandung, Jawa Barat. Konferensi yang diikuti sejumlah jurnalis ini mengusung tema "Diversity Reporting."

Menurut Frans Padak Demon, Direktur VOA Indonesia, kegiatan ini digelar selama tiga hari di Jakarta dan Bandung. "Kegiatan ini memang sudah lama kami lakukan karena ini adalah acara tahunan yang diadakan oleh VOA, setiap tahun tema berbeda, hanya pada tahun ini melihat dari ramainya pemberitaan tentang keberagaman yang bentrok dimana-mana, maka kami jadikan sebagai tema pembahasan dalam konferensi," ujar Demon, Senin 10 Agustus 2015.

Menurut Frans, kegiatan tahunan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data aviliasi VOA, dimana kedudukan VOA sebagai pemberi konten kepada media televisi dan radio sangat berpengaruh terhadap pemberitaan yang beredar. Sehingga data yang sampai kepada penerima konten bisa lebih bertanggung jawab.

"Kegiatan ini juga sebagai olahan data yang akan sampai ke pihak kami, di mana pihak kami adalah penyedia konten bagi media lain. Kami merasa bertanggung jawab harus memberi konten bermutu bagi masyarakat, maka dari itu kami himpund data yang akurat sesuai kebutuhan di setiap daerah" ujar Demon.

Selain tema diambil dari isu terhangat, para pemateri yang mengisi acara tersebut juga dipilih sesuai kriteria dari pihak VOA yang dianggap mampu dan paham serta berpengalaman. Di antara pembicara adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli, dan sejumlah wartawan senior seperti Andreas Harsono, Budiyono, Usman Kansong serta Latief.

"Tentunya untuk para pemateri yang hadir, kami cari yang memiliki kapasitas untuk berbicara hal terkait. Seperti Menteri Agama, beliau berhak menanggapi masalah keberagaman ini, begitu juga para pemateti dari insan pers, mereka sudah berpengalaman bahkan sering turun langsung untuk melakukan peliputan terkait hal tersebut. Setidaknya bisa berbagi kepada yang lain" ujar Demon.

Dia melanjutkan, Indonesia adalah negara yang dianugerahi keberagaman. Seharusnya dengan keberagaman tersebut maka pemberitaan bisa lebih beragam "Kuno kalau kita masih berpikir bednews is the good news. Karena kita beragam harusnya bisa lebih banyak mengangkat kebaikan dari sebuah perbedaan," kata Demon.

DWI RENJANI

Berita terkait

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

13 hari lalu

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

Kementerian Agama sedang menyiapkan dokumen dan memproses visa jemaah haji regular Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

14 hari lalu

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

Tim ini dibentuk sebagai upaya Kemenag dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi besar yang terdapat dalam zakat dan wakaf.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

25 hari lalu

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengucapkan selamat Idul Fitri 1445 H. Ia menyinggung tentang toleransi.

Baca Selengkapnya

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

26 hari lalu

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

Menentukan 1 syawal Idul Fitri atau lebaran terdapat metode hisab dan rukyatul hilal. Apa perbedaan kedua sistem itu?

Baca Selengkapnya

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

27 hari lalu

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

28 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?

Baca Selengkapnya

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

31 hari lalu

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Juli 2024, Kemenag Wajibkan Calon Pengantin Ikut Bimbingan Perkawinan

36 hari lalu

Juli 2024, Kemenag Wajibkan Calon Pengantin Ikut Bimbingan Perkawinan

Kemenag mewajibkan calon pengantin ikut bimbingan perkawinan. Jika tidak, pengantin tak bisa mencetak buku nikah.

Baca Selengkapnya

Ditjen Bimas Hindu Bahas Peradilan Agama Hindu dengan PPTKHI

45 hari lalu

Ditjen Bimas Hindu Bahas Peradilan Agama Hindu dengan PPTKHI

Tercapai tiga rekomendasi yang disepakati 13 PTKH.

Baca Selengkapnya