Bakal Calon Bupati Toba Samosir Mengaku Diperas Parpol  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 4 Agustus 2015 07:54 WIB

Sejumlah Pegawai KPU memasukan surat suara saat mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara TPS dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak, di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, 7 April 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Toba Samosir, Asmadi Lubis dan Jisman Hutapea, batal maju sebagai calon bupati. Menurut Jisman, mereka terpaksa mundur karena Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) meminta Rp 1,6 miliar. "Kami dimintai Rp 1,6 miliar oleh pengurus PKPI pusat. Katanya uang itu untuk membiayai kongres PKPI di Medan," kata Jisman Hutapea dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2015.

Jisman menceritakan, awalnya dia telah mendapat rekomendasi dari Dewan Pengurus Cabang PKPI untuk maju dalam pemilihan daerah di Toba Samosir. Namun, PKPI pusat justru diberikan rekomendasi itu kepada pasangan Poltak Sitorus dan Robinson Tampubolon. "Pengurus pusat bilang kalau Poltak Sitorus sudah membiayai Kongres PKPI di Medan Rp 1,6 miliar. Jadi kami diminta mengembalikan uang itu kalau ingin maju," kata Jisman.

Asmadi dan Jisman menolak memberikan uang tersebut. Mereka lantas mencari rekomendasi ke Partai Gerindra. "Kejadiannya kembali sama, rekomendasi dari daerah sudah oke, tapi di pusat diminta Rp 2,5 miliar," kata Jisman.

Pengurus Gerindra tingkat pusat, kata Jisman, telah mendapatkan jumlah uang yang sama dari Poltak Sitorus. Mereka diminta mengembalikan uang itu jika ingin maju sebagai calon kepala daerah yang diusung partai berlambang garuda itu. "Kami tak ingin terlibat money politic. Makanya memutuskan mundur saja dari pencalonan kepala daerah," kata Jisman.

Pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto mengatakan banyaknya calon tunggal di daerah-daerah peserta Pemilihan Kepala Daerah serentak 2015 adalah akibat persoalan mahar politik yang belum beres. Partai politik menolak mengusung calon yang tidak mampu membayarkan sejumlah uang bagi elit partai.

"Ketidakmauan partai mengusung pasangan calon itu sangat mungkin karena ada hal-hal yang belum beres, misalnya biaya dukungan," kata Nico dalam diskusi yang sama. Hingga saat ini, kata Nico, ada tujuh pemilihan kepala daerah yang bakal tertunda hingga 2017. Menurutnya, bila hal itu terjadi, partai politik yang seharusnya bertanggung jawab.

INDRI MAULIDAR

Berita terkait

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

8 Juni 2022

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

Politikus senior M Taufik dipecat dari Gerindra karena dinilai telah membuat dosa politik dan pembangkangan pada partai dan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

8 Juni 2022

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

Politisi Partai Gerindra menegaskan partainya tetap kukuh mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto maju kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

8 Juni 2022

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

Pemecatan resmi Muhammad Taufik bakal ditentukan DPP Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

7 Juni 2022

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

Politikus senior Gerindra Muhammad Taufik mengatakan jika harus bergeser, maka akan mencari partai yang nasionalis.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

7 Juni 2022

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan M Taufik dari partai barurekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

2 Juni 2022

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

Politikus senior Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik akan mundur dari partainya demi bisa mendukung Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

2 Juni 2022

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

Mohamad Taufik dari Partai Gerindra menyatakan penggantiannya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI sebagai hal biasa.

Baca Selengkapnya

KAMI Ikut Menyuarakan Penundaan Pilkada Serentak 2020

23 September 2020

KAMI Ikut Menyuarakan Penundaan Pilkada Serentak 2020

Kata Din Syamsuddin, penundaan pilkada sejalan dengan pikiran KAMI bahwa pemerintah harus mengutamakan penanggulangan masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perludem Anggap Pilkada 2020 Digelar Desember Terlalu Berisiko

17 Mei 2020

Perludem Anggap Pilkada 2020 Digelar Desember Terlalu Berisiko

Selain masalah kesehatan, ada pula risiko menurunnya kualitas pelaksanaan tahapan pilkada 2020.

Baca Selengkapnya

KPU akan Kaji Usulan Soal Penundaan Kembali Tahapan Pilkada 2020

16 Mei 2020

KPU akan Kaji Usulan Soal Penundaan Kembali Tahapan Pilkada 2020

Beberapa pihak meminta KPU menunda kembali tahapan Pilkada 2020 sampai pandemi Covid-19 rampung.

Baca Selengkapnya