Muhammadiyah Didesak Mulai Berpolitik Terbuka

Jumat, 31 Juli 2015 16:09 WIB

Suasana sidang pleno V gabungan dengan Aisyiyah untuk membahas pernyataan Muhammadiyah Abad Kedua dan Program Persyarikatan periode 2010-2015. Tempo/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Makassar - Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang digelar di Makassar mulai Senin, 3 Agustus 2015, diharapkan tak sekadar menjadi ajang pemilihan ketua umum yang baru. Sejumlah kader menginginkan agar muktamar juga menghasilkan putusan monumental dan bersejarah untuk memperkuat perjuangan organisasi sosial keagamaan tersebut pada masa depan.

"Semoga bisa membuahkan dentuman bersejarah sebagaimana putusan muktamar tahun 1971 di Yogyakarta," kata pengurus Lembaga Hikmah dan Kebijakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Adi Suryadi Culla, di Makassar, Jumat, 31 Juli 2015.

Muktamar Yogyakarta pada 1971 selalu menjadi rujukan karena mampu menghasilkan keputusan yang fundamental, yakni netral dan tidak berafiliasi dengan partai politik. Sikap itu bertahan hingga kini seiring dengan fokusnya Muhammadiyah pada wilayah sosial.

Menurut Adi, muktamar di Makassar adalah momen yang pas untuk mengevaluasi sikap yang diputuskan di Yogya 44 tahun lalu. Sikap Muhammadiyah waktu itu, kata dia, tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman sekarang. Saat ini Muhammadiyah seharusnya mempertajam pandangan politiknya agar dapat lebih berperan dalam menentukan arah bangsa dan umat bernegara.

Adi, yang juga dosen ilmu politik di Universitas Hasanuddin, berpendapat bahwa arah kebijakan negara dipengaruhi kekuatan aktual sosial dan politik. Jika Muhammadiyah ingin rumusan pemikirannya dipertimbangkan, pergerakan politik mutlak diperlukan. "Bukan bermaksud memenuhi syahwat politik," ujarnya. Adi mencontohkan situasi saat ini ketika suara Muhammadiyah cenderung tidak didengar pemerintah. "Buktinya, di kabinet Presiden Jokowi, tidak ada orang Muhammadiyah."

Menurut Adi, perubahan orientasi tidak mutlak diikuti dengan pembentukan partai politik. Setidaknya, dia melanjutkan, ada perubahan pandangan agar bisa menghadapi tantangan. "Agar kita juga memiliki pengaruh besar. Arah kebijakan tidak lahir dari ruang hampa."

AAN PRANATA

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

4 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

8 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

9 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

9 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

21 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

24 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya