TEMPO Interaktif, Surabaya:Sedikitnya 5000 massa Hizbut Tahrir melakukan aksi unjukrasa menentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik (TDL) dan tarif telpon, di Surabaya, Sabtu (11/1). Mereka bergerak dari gedung DPRD Jawa Timur sekitar pukul 08.30 WIB menuju masjid Al Muhajirin yang ada di kompleks pemerintahan kota Surabaya di jalan Jimerto yang letaknya sekitar enam kilometer. Sebelum bergerak mereka memasang spanduk di depan gedung DPRD, isinya "Kenaikan BBM/TDL/telpon kejahatan terhadap rakyat". Aksi long mach berbaris rapi tiga sampai empat orang itu memanjang hingga 2,5 kilometer hingga memacetkan jalan-jalan protokol di tengah kota Surabaya, seperti Jalan Pahlawan, Jalan Tunjungan, Jalan Yos Sudarso. Demonstrasi yang mendapat perhatian pengguna jalan dan mendapat penjagaan ketat aparat kepolisian ini juga melakukan orasi dan menggelar ratusan poster dan spanduk, selama beberapa menit di depan Gedung Negera Grahadi. Diantara isinya "BBM, TDL dam telpon diatur dengan syariat Islam" dan "R & D kado utk konglomerat, kenaikan tarif kado utk rakyat". Dalam pernyataan sikapnya yang dibagi-bagikan kepada wartawan, Hizbut Tahrir menolak kenaikan BBM dan TDL, menolak cara-cara kapitalistik dan campur tangan IFM dalam pengaturan ekonomi Indonesia. "Kami hanya ingin mengingatkan pada masyarakat dan pemerintah bahwa kenaikan tarif BBM, TDL dan telpon menyengsarakan rakyat. Pemerintah hanya menuruti kemauan IFM daripada rakyat," tegas Faquh Syarif koordinator lapangan aksi. Seharusnya, kata Faqih, untuk mencari sumber penghasilan baru, pemerintah tidak seharusnya menaikkan harga tiga kebutuhan rakyat itu, tapi menyita harta para koruptor, memberantas korupsi dan keteladanan pemimpin, memanfaatkan sumber daya alam dan membangun BUMN profesional dan efisien. Dan yang terpenting adalah menegakkan syariat Islam karena hancurnya negeri ini karena sistem yang dipakai bukan sistem Islam. "Bagi kami Mega turun atau terus tak penting, karena siapapun pemimpinnya kalau sistemnya seperti ini negara ini tidak akan pernah tegak berdaulat," tegasnya. Aksi demonstrasi Hizbut Tahrir akhirnya ditutup dengan pembacaan doa bersama. Menurut rencana, aksi serupa ini akan dilakukan di Malang, Senin pekan depan dan akan terus berlanjut sampai perjuangannya selesai yakni tegaknya syariat Islam di Indonesia dan kebijakan pemerintah menaikkan harga tarif dibatalkan. (adi mawardi)
Berita terkait
Bamsoet Tegaskan SOKSI Siap Dukung Pemerintahan Prabowo - Gibran
4 menit lalu
Bamsoet Tegaskan SOKSI Siap Dukung Pemerintahan Prabowo - Gibran
Kader SOKSI siap membantu menyukseskan jalannya pemerintahan Prabowo - Gibran agar bisa mewujudkan amanah konstitusi.