NU, Bermula dari Tongkat dan Tasbih

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 30 Juli 2015 10:03 WIB

TEMPO/ Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Bangkalan - Terbentuknya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia bermula pada 1920. Saat itu sebanyak 64 ulama Salafiyah dari seluruh penjuru Tanah Air berkumpul di rumah KH Muntaha, Desa Jengkebuen, Kabupaten Bangkalan. Puluhan ulama itu bermukim selama satu bulan di rumah menantu KH Mohammad Kholil Bangkalan itu.

Pertemuan itu membahas kemunculan kelompok Islam baru di Indonesia yang menolak ajaran ahlus sunnah wal jamaah. Para ulama salaf mengaku resah karena kemunculan kelompok yang beraliran Wahabi itu.

"Para ulama waktu itu minta Kiai Muntaha agar menyampaikan keresahan mereka ke Kiai Kholil supaya mendapat tanggapan," kata KH As'ad Samsul Arifin, pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iya Sukorejo, Kabupaten Situbondo, dalam sebuah ceramah yang rekamannya didengar Tempo, Kamis, 30 Juli 2015.

Belum sempat Kiai Muntaha menyampaikan keresahan para ulama, Kiai Kholil segera memanggil menantunya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang belum disampaikan. Kepada menantunya, Kiai Kholil membacakan sepotong ayat yang artinya menegaskan para ulama tidak perlu khawatir atas kehadiran kelompok tersebut. "Salah satu karomah Kiai Kholil adalah bisa menjawab pertanyaan, meski orang tersebut belum menyampaikan pertanyaannya," ujar As'ad Samsul Arifin. Saat itu As'ad masih muda dan tengah nyantri di pondok pesantren Kiai Kholil Bangkalan.

Muntaha segera menyampaikan pesan mertuanya tersebut kepada para ulama. Jawaban itu membuat ulama puas dan kembali pulang ke daerah masing-masing. Tiga tahun setelahnya, antara tahun 1921 hingga 1923, sebanyak 46 ulama di Pulau Jawa rutin bertemu untuk mencari solusi atas kemunculan kelompok Islam yang tidak senang pada ajaran ahlus sunnah. Di antaranya kiai yang terlibat pertemuan antara KH Hasyim Asyari, KH Hasan Genggong, KH Samsul Arifin, KH Dahlan Nganjuk, dan KH Asnawi Kudus.

Karena tak juga menemukan jalan keluar, kata As'ad, seorang kiai akhirnya menghadap Kiai Kholil Bangkalan. Dia kemudian bercerita pernah membaca tulisan Sunan Ampel sewaktu nyantri di Kota Madinah. Isinya menceritakan Sunan Ampel pernah bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. "Dalam mimpi itu Nabi Muhammad berpesan agar ajaran ahlus sunnah dibawa ke Indonesia karena orang-orang Arab sendiri tidak mampu melaksanakannya," ujar As'ad.

Pada suatu hari, awal tahun 1924, Kiai Kholil tiba-tiba memanggil As'ad. Dia diminta sang guru mengantarkan sebuah tongkat kepada muridnya, KH Hasyim Asyari di Tebuireng, Jombang. Pada akhirnya tahun 1924 As'ad bercerita diminta lagi mengantarkan tasbih kepada Hasyim Asyari.

Kata Kiai As'ad, Hasyim Asyari punya reaksi berbeda saat menerima kedua benda tersebut. Saat menerima tongkat, Hasyim berujar bahwa dengan tongkat itu hatinya makin mantap untuk mendirikan organisasi bernama Jam'iyatul Ulama, nama awal NU sebelum berubah menjadi Nahdlatul Ulama.

Sedangkan saat menerima tasbih, ujar As'ad, Hasyim Asyari berujar yang melawan ulama akan hancur. "Saat disuruh Kiai Kholil dua kali ketemu Kiai Hasyim, saya dikasih ongkos 10 rupiah, saya tidak belanjakan, sampai sekarang masih ada," ujar dia.

Setahun setelah peristiwa pemberian tongkat dan tasbihm Kiai Kholil Bangkalan meninggal dunia pada hari ke 29 bulan Ramadan tahun 1925. Setahun kemudian, tepatnya pada 20 bulan Rajab tahun 1926, Jam'iyatul Ulama dibentuk dan didaftarkan pada Gubernur Hindia Belanda. Salah satu penyusun anggaran dasar organisasi Jam'iyatul Ulama saat itu adalah KH Dahlan Nganjuk.

"Sudah jelas, ini kesaksian saya, karena saya tahu awal pembentukan NU yang saya cintai," ujar Kiai As'ad dalam ceramah tersebut.

MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

5 Maret 2023

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Selengkapnya

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

19 Februari 2023

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

Sebelum vonis dijatuhkan, berbagai lobi dilancarkan untuk meringankan hukuman Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

Indicting Indosurya, Again

13 Februari 2023

Indicting Indosurya, Again

THE West Jakarta District Court acquitted the owner of Indosurya Saving and Loan Cooperative, Henry Surya, despite ...

Baca Selengkapnya

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

8 Februari 2023

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

Kengototan KPK mengusut kasus Formula E berdampak pada perpecahan antar-petinggi lembaga itu.

Baca Selengkapnya

Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

10 November 2022

Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

Ahmad Syaifuddin Zuhri, pria asal Lamongan, Jawa Timur berhasil menuntaskan studi doktoralnya di Cina berkat beasiswa pemerintah Cina.

Baca Selengkapnya

Setelah Heru Budi Sowan PBNU, PWNU DKI: Jangan Segan Komunikasi dengan Tokoh Agama Jakarta

19 Oktober 2022

Setelah Heru Budi Sowan PBNU, PWNU DKI: Jangan Segan Komunikasi dengan Tokoh Agama Jakarta

PWNU DKI Jakarta meminta agar Heru Budi Hartono tidak segan berkomunikasi, meminta pendapat dari tokoh ormas dan agama Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pendaftaran Bantuan Pesantren Hingga Ormas, Bisa Dapat Hingga Rp 200 Juta

3 Oktober 2022

Kemenag Buka Pendaftaran Bantuan Pesantren Hingga Ormas, Bisa Dapat Hingga Rp 200 Juta

Kemenag memberikan besaran bantuan mulai dari Rp 50-200 juta. Pendaftaran ditutup hingga akhir Oktober. Simak cara dan syaratnya.

Baca Selengkapnya