Gunung Raung terus mengeluarkan abu vulkanik ketika kapal penyebrangan yang mengangkut pemudik melintasi selat Bali menuju Pulau Jawa di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, 12 Juli 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Paguyuban Petani Kopi Indonesia Jawa Timur Bambang Sri mengatakan, erupsi Gunung Raung juga berdampak pada ratusan hektare kebun kopi rakyat di Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. "Laporan dari petani, banyak buah kopi yang rontok sebelum waktunya panen," kata Bambang Sri kepada Tempo, Kamis, 23 Juli 2015.
Bambang mengatakan saat ini sudah mulai memasuki masa panen raya untuk jenis kopi robusta. "Ada lebih dari seribu hektare kebun kopi di kawasan Sumberwringin yang saat ini masuk masa panen," kata Bambang.
Abu vulkanik Gunung Raung mengguyur kebun kopi rakyat di Sumberwringin. Daun menjadi kelabu karena terkena abu Raung. Selain itu, banyak buah kopi rontok yang diduga akibat terpapar abu Raung.
Di Kecamatan Sumberwringin, kata Bambang, terdapat ribuan hektare tanaman kopi jenis robusta dan puluhan hektare jenis arabica. "Untuk jenis arabica sudah selesai dipanen. Saat ini yang masih berjalan adalah panen kopi robusta," katanya.
Bambang belum bisa menyebutkan detail berapa hektare lahan kopi yang terpapar langsung serta potensi kerugian petani kopi di Bondowoso.
Hal yang sama juga terjadi pada kebun kopi di Kecamatan Sempol yang sebagian besar merupakan milik PTPN XII. Camat Sempol Tjagar Alam mengatakan kebun kopi di kawasan Sempol juga terguyur abu vulkanik Raung. Berapa hektare yang terpapar abu, Tjagar belum mendapat laporan. "Pihak PTPN XII yang mengetahui," kata Tjagar. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, kebun kopi Kalijampit yang terpapar abu Raung. Sedangkan kebun kopi Blawan relatif aman.
Selain tanaman kopi, tanaman sayur milik masyarakat juga terpapar abu Raung. "Belasan hektare tanaman kentang milik warga terkena abu Raung," kata Tjagar.
Untuk tanaman yang sudah tua dan akan segera dipanen tidak terpengaruh abu Raung. "Namun tanaman muda yang terpengaruh langsung. Banyak tanaman muda yang mati," kata Tjagar.
Seperti diberitakan, Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Hendra Gunawan dalam wawancara sebelumnya dengan Tempo, mengatakan aktivitas vulkanis Gunung Raung hingga saat ini masih fluktuatif. "Masih naik-turun," kata Hendra.