Wilayah Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. id.wikipedia.org
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Besar Suharsono mengatakan mediasi seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Tolikora, Papua, menghasilkan kesepakatan untuk berdamai dan memelihara kerukunan antarumat beragama.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Tolikora pun berjanji akan membangun kembali kios-kios yang terbakar dan memberikan modal usaha. "Para pelaku pembakaran tetap diusut sesuai aturan hukum," kata dia saat dihubungi, Minggu, 19 Juli 2015.
Kepala Kepolisian Daerah Papua dan Panglima Kodam, menurut Suharsono, juga telah memberikan bantuan berupa uang tunai kepada para korban pembakaran.
Seperti yang diberitakan, kerusuhan terjadi di Kaburaga, Kabupaten Tolikara, Papua, tepat pada perayaan Idul Fitri 1436 Hijriah, Jumat, 17 Juli 2015. Sekelompok warga Tolikara membakar kios, rumah, dan Musala Baitul Mutaqin yang terletak di dekat tempat penyelenggaraan Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Injili Pemuda.
Kejadian ini berawal dari larangan menjalankan ibadah untuk umat Islam berdasarkan surat edaran dari Gerakan Injili di Indonesia (GIDI). Para pelaku pembakaran sempat melempari musala dengan batu sambil melarang pelaksanaan salat Idul Fitri.
Saat kebakaran meluas, warga muslim Tolikara langsung membubarkan diri. Salat terpaksa dibatalkan. Enam rumah, sebelas kios, dan satu musala ludes terbakar. Satu orang dikabarkan tewas tertembak aparat.