TEMPO Interaktif, Solo: Pemimpin Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Surakarta, mendesak Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta maaf kepada kalangan pondok pesantren di Indonesia. Hal ini, kata dia, terkait dengan pernyataan Kalla yang akan membatasi aktivitas pesantren untuk memberantas terorisme.Direktur Pesantren Ngruki Ustadz Wahyuddin menyatakan sangat menyayangkan pernyataan Kalla itu. Menurut dia, pesantren tidak berkaitan dengan dengan terorisme. "Seharusnya beliau minta maaf. Pernyataan Wapres telah memberikan imbas yang sangat buruk pada pesantren," kata dia di Ngruki, Senin (24/10). Wahyudin sengaja menggelar jumpa pers untuk menanggapi pernyataan Jusuf Kalla yang dia nilai berlebihan. Rencana pengawasan dan pembatasan pesantren, kata dia, telah berdampak terhadap Ngruki yang selalu dikait-kaitkan dengan terorisme di Indonesia. Menurutnya, pondok pesantren di Indonesia, termasuk Ngruki, adalah lembaga legal, formal, dan konstitusional. Pesantren, kata dia, turut mencerdaskan bangsa sehingga tidak beralasan jika selalu dikaitkan dengan tindakan terorisme.Wahyudin menilai, Jusuf Kalla telah terjebak dalam skenario global untuk mendiskreditkan pesantren dan merusak citra Islam dengan meminjam isu terorisme. "Pak Jusuf Kalla sudah kalap, ketakutan yang berlebihan sehingga pernyataannya tidak mencerminkan seorang negarawan," ia menambahkan.Pesantren Ngruki didirikan antara lain oleh Amir Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba'asyir. Pesantren ini dicurigai karena sejumlah alumninya menjadi tersangka pelaku terorisme di Tanah Air. Anas Syahirul