Kabareskrim Mabes Polri, Inspektur Jenderal Budi Waseso, datang memenuhi panggilan pemeriksaan di kantor Komnas HAM, Jakarta, 30 Januari 2015. Selama proses pemeriksaan dari awal sampai akhir, Budi Waseso terlihat penuh senyuman. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Jenderal Budi Waseso menengarai ada orang atau kelompok yang menginginkan dia dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal. Meski begitu, Budi Waseso mengaku tak mengetahui siapa orang yang dimaksud.
"Makanya berharap kencang, pokoknya gelap mata pengin saya diganti saja," kata Budi Waseso di Mabes Polri, Kamis, 16 Juli 2015.
Menurut Budi Waseso, sudah menjadi risiko penegak hukum bila tidak disukai banyak orang. Apalagi pihak-pihak yang sedang bermasalah dengan hukum. Budi Waseso meyakini banyak pihak yang tidak menyukainya. (Baca: Petisi Pencopotan Kabareskrim, Budi Waseso: Ngapain Saya Pikirin)
"Pasti, dong. Kalau enggak suka, pasti dia nyerang. Tapi saya anggap orang itu tidak tahu," ujar Budi Waseso.
Mantan Kepala Kepolisian Daerah Gorontalo itu menegaskan sikapnya selama ini tidak pernah bertentangan dengan hukum. Justru, kata Budi Waseso, dia hanya menjalankan tugas penegak hukum berdasarkan laporan masyarakat. "Silakan diaudit, wong saya ini fair, kok," tuturnya. "Memangnya saya melakukan kejahatan apa?"
Sebelumnya, ribuan netizen menandatangani petisi seruan pencopotan Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso pada laman www.change.org/copotbuwas. Netizen sepakat menuntut Presiden Joko Widodo dan Kepala Kepolisian RI mencopot Budi Waseso karena dianggap melakukan pelemahan gerakan antikorupsi. (Baca: Ribuan Netizen Teken Petisi Copot Kabareskrim Budi Waseso)
Waseso pun mengimbau masyarakat agar melaporkannya ke Inspektorat Pengawasan Umum, Divisi Profesi dan Pengamanan, serta Komisi Kepolisian Nasional bila menemukan bukti kesalahan. "Biar mereka yang mengevaluasi saya. Memangnya saya berbuat semena-mena? Kan, tidak boleh," ucap Waseso.