219 Pekerja Asing di Blok Cepu Terancam Dideportasi  

Reporter

Rabu, 15 Juli 2015 04:54 WIB

Blok Cepu, Bojonegoro. TEMPO/Mahanizar

TEMPO.CO , Bojonegoro: Sedikitnya 219 pekerja asing dari sejumlah perusahaan yang bekerja di areal minyak Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, terancam dideportasi. Mereka akan dipulangkan ke negaranya jika tidak menyelesaikan izin kerja dalam jangka waktu lima hari oleh Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Bojonegoro.

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Bojonegoro, Adie Witjaksono, para tenaga kerja asing tersebut bekerja di enam perusahaan di Blok Cepu. Kesalahan para tenaga kerja yaitu, mempunyai Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA), tetapi tidak melapor ke Pemerintah. ”Jelas ini melanggar,” ujarnya pada Tempo Selasa 14 Juli 2015.

Adie menambahkan, para pekerja asing ini, tengah ikut menggarap proyek di EPC-1 atau pengadaan barang, jasa, dan pembangunan di Blok Cepu.

Adie menyebutkan, bagian Pengawasan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta, kemudian mengirimkan surat pemberitahuan ke Dinas Nakertransos di Bojonegoro. Surat tersebut di antaranya berisi, bahwa tenaga kerja asing yang tidak melapor, melanggar Pasal 49 ayat 1 dan 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 12 Tahun 2013 tentang tatacara penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Ada enam perusahaan yang mempekerjakan orang asing. Dinas Nakertransos telah mendata para pekerja yang berada di enam kantor tersebut.

Sejumlah staf dari Dinas Nakertransos Bojonegoro, Selasa, siang, telah mengecek ke kantor PT Tripatra-Samsung, juga di Blok Cepu. Para staf Dinas Nakertransos, kabarnya tengah mendata jumlah tenaga kerja asing berikut dokumen IMTA. Bahan pengecekan terhadap tenaga kerja asing itu, dari bagian Pengawasan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta, yang ditembuskan ke Pemerintah Bojonegoro.

Data pengecekan di lapangan inilah yang nantinya dijadikan pertimbangan, untuk menentukan nasib para pekerja asing di Bojonegoro. Apakah, mereka ini bekerja atas dasar dokumentasi yang benar atau melanggar. “Yang di lapangan tim gabungan,” kata Adie.

Field Public and Government Affairs Manager Exxon Mocil Cepu Limited, Rexy Mawardijaya, membenarkan bahwa ada kunjungan Tim Dinas Nakertransos di Kantor PT Tripatra-Samsung, pada Selasa siang. Tetapi soal kunjungan tidak dijelaskan secara detail.” Coba tanyakan orang Tripatra,” ujarnya pada Tempo, Selasa 14 Juli 2015.

Juru Bicara PT Tripatra, Budi Karyawan, menyatakan tidak tahu menahu soal pekerja asing yang terancam dideportasi dari areal Blok Cepu. Dia hanya menyebutkan bahwa, ada beberapa perusahaan yang masuk konsorsium dengan perusahaannya, seperti PT Samsung. Sedangkan soal pengecekan pekerja asing, hanya disebutkan ada dari Dinas Nakertransos minta bantuan akses masuk ke lokasi Kantor Tri Patra. “Maaf saya sedang perjalanan pulang kampung. Info selebihnya tidak tahu,” katanya pada Tempo.

SUJATMIKO

Berita terkait

Cara dan Syarat Kerja Legal bagi Orang Asing di Indonesia

8 hari lalu

Cara dan Syarat Kerja Legal bagi Orang Asing di Indonesia

Ketahui cara dan syarat kerja legal bagi orang asing di Indonesia. Pastikan Anda memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

3 Februari 2024

TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

Dewan Pakar TPN Ganjar - Mahfud, Sonny Keraf, mengkritik bahwa manfaat hilirisasi lebih dirasakan tenaga kerja asing.

Baca Selengkapnya

Luhut Bantah Tudingan Cak Imin: Tenaga Kerja Asing di Industri Hilirisasi Hanya 10-15 Persen

25 Januari 2024

Luhut Bantah Tudingan Cak Imin: Tenaga Kerja Asing di Industri Hilirisasi Hanya 10-15 Persen

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan membantah tudingan Cawapres nomoro urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin soal dominasi tenaga kerja asing (TKA) di industri hilirisasi

Baca Selengkapnya

7 Fakta Smelter Nikel di Indonesia

3 Januari 2024

7 Fakta Smelter Nikel di Indonesia

Pada 24 Desember 2023, smelter nikel milik PT ITSS meledak dan menewaskan 13 orang. Berikut fakta-fakta smelter nikel di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PT IMIP Sebut Jenazah Korban Ledakan Tungku Smelter Sudah Diantar ke Rumah Keluarga

25 Desember 2023

PT IMIP Sebut Jenazah Korban Ledakan Tungku Smelter Sudah Diantar ke Rumah Keluarga

PT IMIP menyatakan jenazah korban ledakan tungku smelter di salah satu tenantnya PT ITSS telah diantarkan ke rumah keluarga korban.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Janji Batasi Tenaga Kerja Asing: Akan Bentuk Satgas Pengawasan

7 Desember 2023

Prabowo-Gibran Janji Batasi Tenaga Kerja Asing: Akan Bentuk Satgas Pengawasan

Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berjanji akan batasi tenaga kerja asing. Bentuk Satgas pengawasan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Blak-blakan ke Mahasiswa UI Saat Ditanya TKA Cina: Kamu Bisa Gantikan Nggak?

19 September 2023

Ganjar Pranowo Blak-blakan ke Mahasiswa UI Saat Ditanya TKA Cina: Kamu Bisa Gantikan Nggak?

Ganjar Pranowo memberikan respon saat isi kuliah di UI mengenai TKA Cina di Jawa Tengah dari protes warga setempat. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Soal Mandor Bule di IKN, Luhut: Karena Mereka Bekerja Cepat, Kita Harus Belajar

22 Juni 2023

Soal Mandor Bule di IKN, Luhut: Karena Mereka Bekerja Cepat, Kita Harus Belajar

Menteri Luhut blak-blakan soal alasan memilih orang asing atau bule untuk bertindak sebagai pengawas proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Pekerja Asing Menjadi Pengawas Proyek IKN, Anggota Dewan: Kita Bisa Kerjakan Sendiri

19 Juni 2023

Luhut Minta Pekerja Asing Menjadi Pengawas Proyek IKN, Anggota Dewan: Kita Bisa Kerjakan Sendiri

Anggota Komisi V DPR RI menolak usulan Menteri Luhut supaya tenaga pengawas pengerjaan proyek IKN diambil dari pekerja asing.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Luhut yang Pakai Mandor Bule di Proyek IKN, Ragukan Pekerja Lokal?

15 Juni 2023

Pro Kontra Luhut yang Pakai Mandor Bule di Proyek IKN, Ragukan Pekerja Lokal?

Luhut jelaskan alasan gunakan mandor Bule di proyek IKN untuk jaga kualitas. Namun, pengamat sebut banyak tenaga lokal yang kompeten.

Baca Selengkapnya