Kelompok Pemuda Kampanyekan Stop Eksploitasi Orang Utan  

Reporter

Selasa, 7 Juli 2015 13:35 WIB

Aktivitas Orangutan (Pongo pygmaeus) di selter Tanjung Harapan Taman Nasional Tanjung Puting, Kalteng, 14 Januari 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Surabaya - Sebanyak tujuh pemuda yang tergabung dalam Orangufriends, Selasa, 7 Juli 2015, menggelar aksi kampanye stop eksploitasi orang utan di depan Balai Pemuda Kota Surabaya. Para peserta aksi memakai topeng orang utan. Mereka memprotes penggunaan orang utan dan kera sebagai peraga sirkus dan properti foto.

Meski disengat panasnya terik matahari, para pemuda itu tetap bersemangat melakukan aksinya. Sejumlah poster dibawa, yang intinya berisi tuntutan dan seruan agar masyarakat tidak mendukung bisnis pertunjukan orang utan, yang masih banyak dilakukan di kebun binatang di Indonesia.

Baca juga:
Kasus Angeline: Margriet Ditembak Saja, Lempar Tahi Ayam!
KASUS ANGELINE: Dicaci Maki Warga, Peran Margriet Dominan

Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan, "Orang utan bukan mainan. Stop sirkus satwa dan foto bersama orang utan." Ada pula yang membagikan stiker kepada para pengguna jalan yang melintas di depan Balai Pemuda.

Koordinator aksi, Mawar Purba, mengatakan kampanye yang mereka lakukan sebagai bentuk pemberitahuan kepada masyarakat bahwa orang utan bukan mainan, sehingga tidak boleh dijadikan sebagai alat peraga sirkus dan properti foto.

Menurut Mawar, agar memahami perintah dan memiliki kemampuan seperti manusia di dalam atraksi sirkus, orang utan harus melalui proses pelatihan yang panjang, keras, dan kejam.

Seharusnya, ucap dia, lembaga-lembaga konservasi seperti kebun binatang dan taman safari di Indonesia menyediakan patung atau badut khusus untuk mengganti peran orang utan. Dengan demikian, masyarakat tidak melakukan kontak langsung dengan orang utan.

“Apabila orang utan dan masyarakat melakukan kontak, dan salah satunya sakit, maka penyakit itu akan menular. Itu berbahaya,” tutur Mawar.

Mawar menjelaskan, masyarakat perlu memberi perhatian kepada orang utan karena merupakan satwa asli endemik Indonesia. Semua jenis orang utan atau kera besar yang ada di dunia habitat aslinya berada di Indonesia. “Marilah kita sama-sama menjaga orang utan,” ujarnya.

Orang utan, ucap dia, merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Apabila orang utan disalahgunakan, seperti dieksploitasi, pelakunya bisa dijerat dengan Pasal 40 ayat 1 UU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Ancamannya, penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Berita terkait

Bahlil: Kalau Perusahaan Tak Perhatikan Lingkungan, Izin Berpeluang Dicabut

11 Januari 2022

Bahlil: Kalau Perusahaan Tak Perhatikan Lingkungan, Izin Berpeluang Dicabut

Bahlil mengapresiasi masukan dan saran dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengingatkan tentang isu lingkungan.

Baca Selengkapnya

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

19 Agustus 2020

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Orangutan dimanapun berada dicemaskan terdampak pandemi Covid-19 pada manusia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

14 Juli 2020

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa.

Baca Selengkapnya

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

14 Juli 2020

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

7 Juli 2020

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Orangutan ini diselamatkan BBKSDA pada 18 Juni 2020 di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

1 Juli 2020

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

Pancaran merupakan bayi orangutan pertama yang lahir di Suaka Margasatwa Lamandau pada tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

30 Mei 2020

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

Orangutan itu diadukan setelah memanfaatkan kebun sebagai lokasi mencari sumber makanan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

30 Mei 2020

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

Anies Baswedan mengajak warga tonton orangutan secara live di Instagram Ragunan

Baca Selengkapnya

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

11 April 2020

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

17 Maret 2020

Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

Hingga saat ini belum ada kasus penularan virus corona COVID-19 dari manusia ke kera.

Baca Selengkapnya